PRESTASI DIRI
Ø Pengertian Prestasi Diri
Keberhasilan
adalah dambaan dan impian setiap orang, baik anak-anak, remaja, dewasa, dan
orang tua. Kata keberhasilan identik dengan kata prestasi. Keberhasilan ini
tentunya tidak pada ruang lingkup yang sempit, tidak selalu posisi teratas atau
number one, melainkan melalui proses pengenalan diri sehingga mengetahui
serta menyadari kelebihan dan kelemahan. Setelah itu memanfaatkan kelebihan yang
masih terpendam yang berupa potensi menjadi perilaku yang aktual. Hal ini
merupakan pekerjaan besar yang membutuhkan kekuatan internal yang luar biasa
dan tidak semua orang bisa melakukannya. Orang-orang terkenal, yang berprestasi
pada bidangnya ternyata tidak semuanya berpendidikan tinggi. Melainkan melalui
proses pengenalan diri yang baik dan mengoptimalkan seluruh potensi yang
dimiliki. Albert Einstein, ternyata tidak mengenyam pendidikan. Namun berhasil
menemukan apa itu quantum.
Setiap manusia apapun profesinya tentu akan mempunyai keinginan untuk berprestasi. Oleh karena dengan berprestasi seseorang akan dapat menilai apakah dirinya sudah berhasil mencapai tujuan hidupnya atau tidak, juga untuk membawa nama baik bangsa dan negara jika memang bisa. Pengertian prestasi yaitu hasil yang telah dicapai, dilakukan, diperoleh atau dikerjakan. Prestasi tiap orang tidak akan sama, ada yang berprestasi dalam hal :
Setiap manusia apapun profesinya tentu akan mempunyai keinginan untuk berprestasi. Oleh karena dengan berprestasi seseorang akan dapat menilai apakah dirinya sudah berhasil mencapai tujuan hidupnya atau tidak, juga untuk membawa nama baik bangsa dan negara jika memang bisa. Pengertian prestasi yaitu hasil yang telah dicapai, dilakukan, diperoleh atau dikerjakan. Prestasi tiap orang tidak akan sama, ada yang berprestasi dalam hal :
• melukis
• berolahraga
• irama musik
• cepat menghitung
• puisi
• pemimpin
• menyesuaikan diri
• tampil menawan
Manakah yang
paling bagus prestasinya? Tidak mungkin terjawab, karena masing-masing
peristiwa menampilkan “tokoh” yang memiliki kecerdasan dalam bentuk yang
berbeda-beda. Prestasi antara orang satu dengan lainnya tentu tidak akan sama,
dan seseorang tidak akan mungkin menjadi orang yang sama persis dengan orang
yang dikagumi prestasinya. Mengapa demikian ?
Pada hakikatnya manusia adalah individu
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki potensi diri yang berbeda satu dengan
yang lainnya, sehingga prestasi diri setiap orang tentu tidak akan sama. Itu
sebabnya para ahli berpendapat bahwa setiap siswa adalah individu yang unik (berbeda
satu dengan lainnya).
Sebagai Warga Negara Indonesia yang
baik maka setiap orang berusaha berprestasi demi keunggulan bangsa Indonesia
tercinta. Tentu sangat membanggakan jika kita dapat berprestasi seperti
orang-orang berprestasi yang telah melakukannya, antara lain Taufik Hidayat,
Susi Susanti, Ikhsan Juara Indonesia Idol 2006, Usman Hasan Saputra, Hermawan
Kertajaya, atau Ir Ciputra, serta masih banyak lagi yang dapat dilihat dan
disaksikan sendiri. Semuanya berprestasi sesuai bidangnya masing-masing. Ada
yang olah raga, seni, budaya, maupun ilmu pengetahuan serta enterpreneur
(wiraswasta). Mengapa mereka dapat berprestasi di bidangnya, dan mengapa kita
tidak atau belum mampu berprestasi seperti mereka ?
Coba kamu perhatikan beberapa
pengertian prestasi berikut :
1. Prestasi adalah
perolehan atau hasil yang telah dicapai dari suatu usaha, yang didasarkan pada
nilai atau ukuran tertentu.
2. Prestasi adalah hasil yang dicapai
oleh seseorang setelah melakukan usaha dan/ atau pekerjaan.
3. Prestasi adalah
hasil yang diperoleh seseorang dari satu periode ke periode lainnya yang
menunjukkan adanya perubahan ke arah kemajuan.
4. Menurut kamus besar Bahasa
Indonesia, prestasi berarti hasil yang telah dicapai dari apa yang telah
dilakukan, dikerjakan dan sebagainya.
Berdasarkan berbagai pengertian
tersebut di atas, prestasi dapat dipahami sebagai hasil dari suatu kegiatan
atau aktivitas yang dilakukan. Oleh karena itu Prestasi Diri
berarti hasil usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau pribadi.
Seseorang yang melakukan kegiatan dan menghasilkan sesuatu dikatakan
berprestasi. Jika hasil itu didapat dari usaha bersama maka dinamakan prestasi
kelompok atau prestasi bersama. Dapat pula dikatakan bahwa seseorang dianggap
berprestasi, jika dia telah meraih sesuatu dari apa yang telah diusahakannya,
baik melalui belajar, bekerja, berolahraga dan sebagainya. Prestasi tersebut
merupakan wujud optimalisasi pengembangan potensi diri. Sudah tentu prestasi
dapat diraih setelah seseorang mengerahkan daya dan upaya, baik mencakup kemampuan
intelektual, emosional, spiritual dan ketahanan diri dalam berbagai bidang
kehidupan.
Ø Macam – macam Prestasi Diri
Prestasi merupakan hasil sebuah
usaha yang tidak selamanya identik dengan hasil baik. Misalnya seorang siswa
yang mengikuti ujian dan mendapatkan nilai lima, bisa dikatakan memperoleh
prestasi buruk atau rendah. Sebuah tim sepakbola yang lebih sering kalah
ketimbang menang adalah tim sepak bola yang berprestasi buruk, dan lain-lain.
Jadi prestasi dapat berupa hasil yang baik maupun buruk.
Namun pada umumnya kita
mengasosiasikan prestasi sebagai hasil baik. Ketika kita mengatakan seseorang
berprestasi maka yang kita maksudkan adalah orang tersebut memperoleh hasil
atau prestasi yang baik.
Dari penjelasan tersebut, prestasi
baiklah yang kita bahas selanjutnya. Sehingga prestasi meliputi berbagai macam
bidang antara lain :
1. Prestasi belajar, yaitu hasil yang
didapat dari usaha belajar,
2. Prestasi kerja, yaitu hasil yang
didapat dari bekerja
3. Prestasi di bidang seni
4. Prestasi di bidang olah raga
5. Prestasi di
bidang lingkungan hidup
6. Prestasi di
bidang Iptek, dan lain-lain
Pada dasarnya setiap orang memiliki
keinginan untuk berprestasi atau memperoleh prestasi. Keinginan mendapatkan
prestasi merupakan kebutuhan semua orang. Ciri-ciri orang yang memiliki
motivasi atau keinginan berprestasi antara lain :
a. berorientasi
pada masa depan atau cita-citanya
b. berorientasi
pada keberhasilan
c. berani
mengambil resiko
d. memiliki rasa
tanggung jawab
e. menerima dan menggunakan kritik sebagai
umpan balik
f. kreatif serta mampu mengelola waktu
dengan baik
Prestasi seseorang sangat
dipengaruhi oleh dua macam faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri
orang itu sendiri dan faktor yang berasal dari luar dirinya.
1. Faktor dari dalam diri, diantaranya
bakat atau potensi, kepandaian atau intelektualitas, minat, kebiasaan,
motivasi, pengalaman, kesehatan danemosi.
2. Faktor dari luar, misalnya keluarga,
sekolah, masyarakat, sarana prasarana, fasilitas, gizi dan tempat tinggal.
Kedua jenis faktor tersebut
mendukung satu sama lain. Prestasi biasanya akan muncul jika kedua macam faktor
di atas terpenuhi secara baik.
Orang yang berprestasi adalah orang
yang dianggap sukses dalam bidang tertentu, karena pada kenyataannya ia
memiliki kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Konsep diri
yang melekat pada orang yang berprestasi adalah konsep diri positif yang mampu
menangkap, mengolah dan memberdayakan diri secara rasional dan proporsional
serta efektif dan efisien.
Ø Arti Pentingnya Prestasi
Orang yang berprestasi adalah orang
yang mendapatkan keberhasilan atas usahanya. Prestasi bukanlah sesuatu yang
datang tanpa usaha keras. Jika kita menyimak kisah-kisah perjalanan hidup
orang-orang yang berprestasi, kita akan mendapati bahwa mereka bekerja keras
untuk mencapai prestasi tersebut. Prestasi seorang siswa diwujudkan dalam
perolehan nilai hasil belajar yang baik atau kelulusan dengan nilai yang baik.
Para atlet dunia telah mulai mengenal olah ragadan berlatih sejak usia belasan
atau bahkan sejak masuk sekolah dasar. Demikian juga ilmuwan-ilmuwan besar
merupakan orang-orang yang tekun belajar dan bereksperimen. Diantara ribuan
kali eksperimen mungkin ada berkali-kali kegagalan yang tidak membuat mereka
putus asa. Kerja keras dan jiwa besar semacam itulah yang akhirnya berbuah
prestasi di masa datang.
Orang yang berprestasi meyakini
bahwa hasil yang diperoleh sesuai harapan dan keinginannya. Orang yang
mendapatkan hasil sesuai harapan berarti memperoleh keberhasilan atau
kesuksesan. Semua orang pasti menginginkan harapan, cita-cita dan keinginannya
tercapai. Sehingga memperoleh prestasi sesungguhnya merupakan dambaan setiap
siswa. Berprestasi tidak hanya akan mengharumkan nama kita tapi juga nama
keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Oleh karena itu prestasi mempunyai
arti yang sangat penting, antara lain :
1. Prestasi dapat menjadi indikator (
penanda ) kuantitas dan kualitas yang dicapai dari suatu kegiatan.
2. Prestasi dapat menjadi pengalaman
berharga dan bahan informasi untuk masa depan,
3. Prestasi dapat menjadi kebanggaan
bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
4. Prestasi dapat digunakan untuk
mengetahui tingkat kepandaian dan kemampuan seseorang atau sebuah kelompok.
Banyak orang yang menghubungkan
prestasi dengan berbagai penghargaan. Namun sesungguhnya penghargaan hanya
merupakan simbol pengakuan masyarakat terhadap suatu prestasi. Penghargaan
semacam ini bentuknya bermacam-macam, seperti piagam, piala, medali, uang dan
lain-lain. Yang paling bermakna bagi seseorang yang berprestasi sebenarnya
adalah pengakuan itu sendiri. Yaitu bahwa kerja keras yang dilakukannya selama
ini dan hasil yang telah dicapai melalui upaya tersebut ternyata memperoleh
pengakuan dari masyarakat.
MENGENAI
POTENSI DIRI UNTUK BERPRESTASI SEUSAI KEMAMPUAN
1.
Pengertian Potensi Diri
Kata potensi memiliki beberapa arti, yaitu daya,
kekuatan, kemampuan, kesanggupan, kekuasaan, kemampuan yang mempunyai
kemungkinan untuk dapat dikembangkan, dan sesuatu yang dapat menjadi aktual.
Adapun diri bermakna manusia yang utuh yang
dikaruniai fisik, otak, dan hati nurani. Oleh sebab itu, potensi diri dapat
diartikan sebagai kekuatan, kemampuan, dan kesanggupan yang ada pada diri
seseorang yang bisa dikembangkan.
2.
Macam-macam Potensi Diri
a. Potensi Fisik (Psychomotoric)
Merupakan potensi
fisik manusia yang dapat diberdayakan sesuai fungsinya untuk berbagai
kepentingan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup. Misalnya mata untuk
melihat, kaki untuk berjalan, dan telinga untuk mendengar.
b. Potensi Mental Intelektual (Intellectual
Quotient)
Merupakan potensi
kecerdasan yang ada pada otak manusia (terutama otak sebelah kiri). Fungsi
potensi tersebut antara lain untuk merencanakan sesuatu, menghitung, dan
menganalisis.
c. Potensi Sosial Emonsional (Emotional Quotien)
Merupakan potensi
kecerdasan yang ada pada otak manusia (terutama otak sebelah kanan). Fungsi
potensi tersebut antara lain untuk mengendalikan amarah, bertanggung jawab,
motivasi, dan kesadaran diri.
d. Potensi Mental Spiritual (Spiritual Quotient)
Merupakan potensi
kecerdasan yang bertumpu pada bagian dalam diri manusia yang berhubungan dengan
jiwa sadar atau kearifan di luar ego (bukan hanya mengetahui norma, tapi
menemukan norma). Secara sederhana dan umum, Spiritual Quotient (SQ) ini
merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan keimanan dan akhlak mulia.
e. Potensi Daya Juang (Adversity Quotient)
Merupakan potensi
kecerdasan manusia yang bertumpu pada bagian dalam diri manusia yang
berhubungan dengan keuletan, ketangguhan, dan daya juang tinggi. Melalui
potensi ini, seseorang mampu mengubah rintangan dan tantangan menjadi peluang.
3. Macam-Macam Kecerdasan
Seorang psikolog yang
bernama Howard Gardner mengemukakan teori tentang kecerdasan. Teorinya
dikenal dengan Teori Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences). Berdasarkan
teorinya, psikolog tersebut mengemukakan bahwa lingkup kemampuan manusia
terdiri dari delapan kecerdasan dasar, yaitu :
a. Kecerdasan Linguistik
Merupakan kemampuan
menggunakan kata secara efektif, baik secara lisan (misalnya pendongeng,
orator, dan politisi) maupun tertulis (misalnya sastrawan, penulis drama,
editor, dan wartawan).
b. Kecerdasan Matematis-Logis
Merupakan kemampuan
menggunakan angka dengan baik (misalnya ahli matematika, akuntan pajak, dan
ahli statistik) dan melakukan penalaran yang benar (misalnya ilmuwan, pemrogram
computer, dan ahli logika).
c. Kecerdasan Spasial
Merupakan kemampuan
memersepsi dunia spasial-visual secara akurat (misalnya sebagai pemburu,
pramuka dan pemandu) dan mentransformasikan persepsi dunia spasial-visual
tersebut (misalnya decorator interior, arsitek, seniman, dan penemu).
d. Kecerdasan Kinestetis-Jasmani
Merupakan keahlian
menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan (misalnya
sebagai actor, pemain pantonim, atlet dan penari) dan keterampilan menggunakan
tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu (misalnya perajin, pematung,
ahli mekanik, dan dokter bedah).
e. Kecerdasan Musikal
Merupakan kemampuan
menangani bentuk-bentuk musikal dengan cara memersepsi (misalnya penikmat
musik), membedakan (misalnya kritikus musik), mengubah (misalnya komposer), dan
mengekspresikan (misalnya penyanyi).
f. Kecerdasan Interpersonal
Merupakan kemampuan
memersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi, dan perasaan orang
lain.
g. Kecerdasan Intrapersonal
Merupakan kemampuan
memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut.
h. Kecerdasan Naturalis
Merupakan keahlian
mengenali dan mengategorikan spesies (flora dan fauna) di lingkungan sekitar.
Salah satu aturan main dalam permainan
hidup (the game of life) adalah diberlakukannya hukum
kompetisi/persaingan. Kenyataan menunjukkan semua orang memiliki keinginan umum
yang sama: ingin kaya, ingin dihormati atau ingin berprestasi di bidang tertentu.
Akan tetapi tidak semuanya dapat mencapai apa yang diinginkannya. Mengapa
demikian ?
Hal ini karena masing-masing individu
memiliki potensi diri yang berbeda dengan lainnya. Pengertian potensi diri
adalah kemampuan yang dimiliki setiap pribadi (individu) yang mempunyai
kemungkinan untuk dikembangkan dalam berprestasi. Potensi diri adalah kemampuan
yang terpendam pada diri setiap orang, setiap orang memilikinya
(Siahaan,Parlindungan,2005:4).
Secara umum potensi diri yang ada pada setiap manusia dapat
dibedakan menjadi 5 macam yaitu :
1. Potensi Fisik (
Psychomotoric )
Merupakan potensi fisik manusia yang
dapat diberdayakan sesuai fungsinya untuk berbagai kepentingan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan hidup. Misalnya mata untuk melihat, kaki untuk berjalan,
telinga untuk mendengar dan lain-lain.
2. Potensi Mental
Intelektual ( Intellectual Quotient )
Merupakan potensi kecerdasan yang ada
pada otak manusia ( terutama otak sebelah kiri ). Fungsi potensi tersebut
adalah untuk merencanakan sesuatu, menghitung dan menganalisis.
3. Potensi Sosial
Emosional ( Emotional Quotient )
Merupakan potensi kecerdasan yang ada
pada otak manusia ( terutama otak sebelah kanan ). Fungsinya antara lain untuk
mengendalikan amarah, bertanggungjawab, motivasi dan kesadaran diri.
4. Potensi Mental
Spiritual ( Spiritual Quotient )
Merupakan potensi kecerdasan yang
bertumpu pada bagian dalam diri manusia yang berhubungan dengan jiwa sadar atau
kearifan di luar ego. Secara umum Spiritual Quotient merupakan kecerdasan yang
berhubungan dengan keimanan dan akhlak mulia.
5. Potensi Daya Juang
( Adversity Quotient )
Merupakan potensi kecerdasan manusia
yang bertumpu pada bagian dalam diri manusia yang berhubungan dengan keuletan,
ketangguhan dan daya juang tinggi. Melalui potensi ini, seseorang mampu
mengubah rintangan dan tantangan menjadi peluang.
Potensi diri ada yang positif dan ada yang negatif, Potensi diri yang positif seperti :
1. Memiliki idealisme
Sebagai
generasi muda setiap individu harus memiliki ide yang diyakini kebenarannya
dengan didukung fakta dan berusaha untuk mewujudkannya dalam tujuan hidupnya.
2. Dinamis dan kreatif
Sifat
dinamis dan kreatif dalam arti selalu berkembang mengikuti perkembangan jaman
tanpa berhenti untuk berkreasi dalam mencapai tujuan tanpa mengabaikan
norma-norma yang ada dalam kehidupan sehari-hari, baik norma agama, norma
hukum, norma kesusilaan dan norma kesopanan.
3. Keberanian
mengambil resiko
Setiap tindakan yang dilakukan bukan tanpa resiko, karena
ada sebab pasti akan ada akibat. Untuk itu sebelum bertindak harus selalu
mempertimbangkan masak-masak resiko yang akan timbul dan berusaha menghadapinya
serta mengatasinya dengan baik.
4. Optimis dan kegairahan semangat
Manusia
yang hidup di era globalisasi sekarang ini tidak boleh pesimis, maka
sebagai bagian dari dunia seseorang harus selalu optimis dan memiliki
kegairahan semangat supaya tidak putus asa dan lemah sebelum bertanding. Para
pahlawan telah berjuang merebut kemerdekaan
Indonesia tetapi kita yang harus mempertahankannya dengan mengisinya melalui karya yang positif.
Indonesia tetapi kita yang harus mempertahankannya dengan mengisinya melalui karya yang positif.
5. Kemandirian dan disiplin murni
Menjadi
bangsa yang mandiri dan berdiri di atas kaki sendiri dan memiliki disiplin yang
tinggi. Pendidikan disiplin bukan hanya sekedar patuh terhadap aturan saja
tetapi juga terwujud dalam bentuk pengakuan terhadap hak dan keinginan orang
lain, dan mau mengambil bagian dalam memikul tanggung jawab sosial secara
manusiawi (Zainun Mu’tadin, 2002:1).
6. Fisik yang kuat dan sehat
Tentu
saja, apa artinya jiwa yang meledak-ledak penuh semangat dengan berbagai ide
jika tidak ditunjang oleh fisik yang kuat dan sehat tidak akan ada artinya. Untuk itu harus
memperhatikan masalah yang satu ini karena sangat penting peranannya. Ingat
dengan adanya pepatah di dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang kuat (mensana
in corpore sano).
7. Sikap ksatria
Ksatria
adalah sikap yang sportif yaitu berani mengakui kesalahan dan kekalahan jika
mengalaminya, dan bersedia minta maaf untuk tidak mengulangi perbuatan itu
kembali.
Dalam masyarakat Jawa, orang baru pantas bergelar ksatria jika dapat menang
tanpa mengalahkan. Kemudian mengalahkan tanpa merendahkan dan menyerang tanpa
menyakiti.
8. Trampil dalam menerapkan IPTEK
Melalui
pendidikan dan pelatihan para siswa diharapkan dapat melatihnya dengan memanfaatkan
fasilitas yang ada di sekolah. Jika memungkinkan dapat diperdalam di luar
sekolah. Sehingga menjadi generasi muda yang tidak gagap teknologi, dan dapat
bersaing dengan bangsa lain di dunia ini.Setelah itu mereka diharapkan dapat
menerapkan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari.
9. Kompetitif
Di
tengah persaingan dunia seperti sekarang ini setiap individu harus mampu
menunjukkan kelebihan dirinya, diantaranya dengan berkompetisi dengan bangsa
lainnya. Kompetisi berasal dari bahasa Latin to competere yang
kalau di Inggriskan menjadi to seek together (mencari bersama), to
agree (menyetujui) atau to coincide (menyepakati bersama).
Sebenarnya kompetisi tidak ditemukan indikasi adanya ajaran yang menjadikan
orang lain sebagai objek atau musuh.
Masalah
yang muncul jangan sampai kata kompetisi menjadi konkurensi (to conquer
defeat/overcome enemy) mengalahkan orang lain/musuh. Oleh karena hasil yang
dicapai bukan lagi kemenangan (winning) melainkan memukul mundur (beating).
Selain itu jika kompetisi mensyaratkan adanya kompetensi atau keahlian, maka
dalam konkurensi akan ada komparasi, gaya hidup membandingkan secara tidak
sehat, dan praktik konkurensi adalah produk muatan pikiran irrasional yang
bertentangan dengan logika hidup rasional (Ubaydillah, 2003:1). Bersaing itu
sehat karena ada acuan, akan mendorong terciptanya energi dan akan dapat memacu
prestasi diri seseorang, asal jangan menghalalkan segala cara, dan harus selalu
ingat dosa dan Tuhan selalu mengawasi perilaku umatnya. Jika harus bersaing
seharusnya dimulai dengan langkah sebagai berikut :
1. Berani
memulai
2. Fokus
pada keunggulan
3. Transformasi energi konkurensi
Maksudnya
seseorang jika hendak bersaing harus mempersiapkan ke tiga hal di atas yaitu
berani memulai tidak menunda, kemudian memfokuskan pada keunggulan yang
dimiliki serta yang tidak kalah pentingnya adalah mentransfer energi persaingan
yang bersifat negative menjadi sesuatu yang positif, supaya terjadi persaingan
yang sehat dan mencapai hasil yang optimal
10. Daya pikir yang kuat
Setiap
orang supaya berhasil harus memiliki daya pikir yang kuat. Untuk
itu mereka harus didukung dengan motivasi yang kuat dalam dirinya.
Oleh karena ini merupakan penggerak untuk melakukan aktivitas, sebagaimana yang
dikemukakan oleh Descartes “Aku berfikir maka aku ada”. Jika orang mempunyai
kemampuan dan kemauan untuk berfikir dengan kuat maka dia akan mampu
berprestasi dengan baik.
11. Memiliki bakat
Seseorang
yang memiliki bakat yaitu mempunyai potensi yang
dimilikinya sungguh beruntung karena akan
mudah dalam mewujudkannya. Untuk itu perlu dukungan dari keluarga dan
lingkungan. Untuk itu bakat yang besar tadi harus didukung dengan motivasi yang
kuat dari dalam dirinya. Seorang pemimpin yang hebat selain bisa dipersiapkan
melalui pendidikan dan pelatihan akan lebih hebat jika dia memiliki bakat
terpendam sebagai potensi dirinya.
Potensi diri yang
negatif seperti :
1. Mudah
diadu domba
Semua
kelebihan yang dimiliki dapat hilang percuma jika seseorang masih bisa diadu
domba. Dalam berbagai aspek kehidupan hendaknya harus berhati-hati karena
seseorang bisa diadu domba atau bahkan mungkin tergoda untuk menjadi pelakunya.
Harus dihindari.
2. Kurang
berhati-hati
Pepatah
biar lambat asal selamat memang bisa diganti dengan biar cepat tapi selamat, tetapi
tetap harus waspada dan berhati-hati. Mengapa demikian? Oleh karena sering
terburu-buru tanpa memperhatikan resiko lainnya asalkan tujuan tercapai.
Akibatnya memang tujuan tercapai tetapi ada resiko besar yang didapatkan.
3. Emosional
Emosional
merupakan suatu keadaan perasaan atau kondisi kejiwaan yang sedang labil
sehingga dapat mengganggu hubungan dengan orang lainnya. Biasanya muncul pada
saat dalam keadaan tidak normal, sehingga individu yang sedang emosional kurang
bisa mengendalikan diri. Dia bisa marah, berteriak ataupun menangis. Sebenarnya
semua aktivitas tadi boleh saja dilakukan asalkan tetap terkendali dan tidak
mengganggu orang lain.
4. Kurang
percaya diri
Banyak
dari generasi muda yang belum mengerjakan sesuatu sudah menyerah dengan
mengatakan tidak mampu melaksanakannya. Jadi generasi muda menyerah atau kalah
sebelum bertanding. Sebenarnya ada kemampuan tetapi karena kurang percaya diri
menjadi tidak mau melakukan sesuatu.Sungguh disayangkan karena kesempatan emas
menjadi hilang. Hal ini berarti harga diri (self esteem) mereka adalah
negatif karena cenderung merasa bahwa dirinya tidak mampu dan tidak berharga.
Ciri-ciri individu yang kurang percaya diri :
a. Berusaha
menunjukkan sikap konformis, semata-mata demi mendapatkan pengakuan dan
penerimaan kelompok
b. Menyimpan rasa
takut /kekhawatiran terhadap penolakan
c. Sulit menerima
realita diri (terlebih menerima kekurangan diri) dan memandang rendah kemampuan
diri sendiri-namun di lain pihak memasang harapan yang tidak realistik terhadap
diri sendiri
d. Pesimis, mudah
menilai segala sesuatu dari sisi negatif
e. Takut gagal,
sehingga menghindari segala resiko dan tidak berani memasang target untuk
berhasil
f. Cenderung menolak
pujian yang ditujukan secara tulus (karena undervalue diri sendiri)
g. Selalu
menempatkan/memposisikan diri sebagai yang terakhir, karena menilai dirinya
tidak mampu
h. Mempunyai external
locus of control (mudah menyerah pada nasib, sangat bergantung pada keadaan
dan pengakuan/penerimaan serta bantuan orang lain)
Apakah kalian termasuk orang yang kurang percaya diri ?
Jika ya, maka sebaiknya hindarilah sifat tersebut.Jika tidak ,maka bersyukurlah
dan pertahankan karena itu merupakan sesuatu yang berharga bagi diri anda dalam
mencapai prestasi.
5. Kurang
mempunyai motivasi
Manusia
bukanlah benda mati yang bergerak hanya bila ada daya dari luar yang
mendorongnya, melainkan makhluk yang mempunyai daya dalam dirinya untuk
bergerak. Inilah yang dinamakan motivasi. Sehingga motivasi sering disebut
penggerak perilaku (the energizer of behaviour).
Motivasi
adalah bidang yang amat sering dipelajari oleh para psikolog karena pengetahuan
akan determinan perilaku ini akan banyak membantu dalam meramalkan dan
mengendalikan dampak dari suatu keadaan tertentu terhadap kehidupan manusia.
Ini berhubungan dengan prestasi diri sebagai suatu perilaku yang muncul karena
potensi diri yang ada dengan didorong motivasi yang kuat. Oleh karena itu kita
harus punya motivasi supaya kebutuhan hidup terpenuhi, mulai dari yang paling
rendah sampai yang paling tinggi sebagaimana dikemukakan oleh Abraham H Maslow,
yaitu dari kebutuhan fisiologis dasar, kebutuhan rasa aman, kebutuhan untuk
dicintai dan disayangi, kebutuhan untuk dihargai dan paling tinggi kebutuhan
aktualisasi diri yang berupa kesempatan dan kebebasan untuk mewujudkan
cita-cita sesuai kemampuan yang dimiliki setiap individu.
Hubungan
antara potensi diri dengan prestasi diri sangat erat, karena untuk berprestasi
seseorang harus mengenali terlebih dahulu potensi yang ada dalam dirinya.
Potensi diri yang negatif harus dihilangkan, sebaliknya potensi yang positif
harus dimunculkan.
Orang
yang punya potensi disebut juga dengan manusia unggul terlebih jika dia dapat
mewujudkan potensinya dengan baik, akan tetapi jangan sampai menjadi sombong.
Ciri-ciri manusia unggul adalah :
1. Memiliki keimanan yang utuh.
2. Melaksanakan amal ibadah
3. Memiliki akhlak mulia, yang terdiri
dari amanah, ikhlas, tekun, berdisiplin, bersyukur, sabar, dan adil
Ke
tiga hal ini akan semakin lengkap jika didukung oleh hal-hal positif yang
dimiliki oleh seseorang. Prestasi diri seseorang akan semakin bermakna jika
dilandasi oleh keimanan yang kuat terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Mereka
berprestasi bukan semata kepentingan pribadi tetapi demi kepentingan yang lebih
luas lagi. Untuk kepentingan nusa, bangsa dan negara.
0 komentar:
Posting Komentar