Annyeong
readers ^^. Aku muncul membawa ff karyaku yang aneh :),
Akhirnya
aku temukan judul yang tepat untuk ni ff, setelah debat sana sini, minta
bantuan sana sini dan akhirnya..
Jreng
jreng..
ME
AND LOVE STORY, judul yang tepat :)
#nahloh,
yg it’s dream gimana nasib author?. Tenang-tenang, yang nunggu it’s dream bentar
lagi aku post ko, untuk mengisi kekosongan aku kasih dulu ni ff aneh. Yang mau
RCL ya silahkan, yang nggk mau RCL ya jangan menghina! :)
Ini
cerita murni dari otak aku, dan kalau ada yang ngaku-ngaku cerita ini mirip
yang anda punya, mungkin ada beberapa kejadian yang sama. Dan cerita ini bukan
copas.
Cast
:
- Shim Gi Hyun
- Minho of SHINee
- JongHyun of SHINee
- Cho Tae Gyeong
- Lee taemin of
SHINee
Other
cast:
- Tuan Kim
- Tuan Shim
- Nyonya Shim
Genre:
macem-macem
Author:
Ridzkia anggia
~~~
“dasar
orang idiot” ucap salah satu dari gerombolan anak perempuan yang berpakaian
berlebihan yang biasa ku sebut dengan onde
“ia,
dia memeng idiot” timbal temannya
“ya!
Apa yang kalian katakan? Sana jangan ganggu kami” usir Tae Gyeong, seraya
mengusir anak kucing
“aku
akan malu jika punya teman seperti dia, ayo pergi teman-teman” ucap onde itu,
dan akhirnya merekapun meninggalkan meja kami, setelah mendapatkan perlakuan
kasar dari Tae Gyeong.
“ya!
Apa kau tidak risih dengan perkataan mereka?” tanya Tae Gyeong, mengaburkan
pendengaranku. “kau, serius sekali mendengrkan detik jam itu!”
“hmm..,
apa katamu tadi?”
“kau
tak risih dengan perkataan anak-anak ganjen tadi?”
“untuk
apa? Emang mereka ngomong apa? Aku nggk denger. Hehe..” kataku sambil menyengir
dan menggaruk kepalaku yang tidak terasa gatal
“ah
sudahlah, ayo kita ke kelas. Sebentar lagikan masuk” ajak Tae Gyeong sambil
melihat jam yang di kenakannya.
*****
apa
aku seperti orang idiot? Apa aku aneh? Aku tidak normal? Orang-orang selalu
bilang bahwa aku itu idiot, aneh, dan tidak normal. Apa aku salah, jika aku
lebih menyukai mendengarkan suara detik jam yang lembut, di bandingkan
suara-suara aneh atau orang-orang sebut dengan musik atau lagu. Jujur saja, aku
tidak suka dengan suara-suara seperti itu. Lagu itu sangat aneh, konyol, dan
bahasanya terlalu mengada-ada. Aku lebih suka suara detikan jam tanganku,
suaranya lembut, tidak aneh, dan tidak berbahasa yang mengada-ada.
*****
-@
school-
‘Suara
siapa itu?’ batinku bertanya
“oh
itu, itu suara JongHyun oppa, sunbae kita. Memang kenapa Gi Hyun?”
”he?!”
apa suara batinku terdengar oleh Tae Gyeong? “ti.. tidak..” timbalku dan
menggelengkan kepalaku sekuat tenaga
“ah,
kau suka padanyakan? Baiklah nanti akan ku kenalkannya padamu, kau seharusnya
berterima kasih pada sahabatmu ini yang super baik” celetos Tae Gyeong
“ya!
Siapa yang bilang aku suka sama orang seperti dia? Kau taukan kalau aku tidak
suka dengan suara seperti itu! Apakau lupa?” elakku tegas
“mukamu
memerah Gi Hyun! Sudah, sudah. Kau hanya tinggal menunggu. Pasti kau akan
selalu bersamanya” celetos Tae Gyeong di telingaku, dan berlari kecil
meninggalkanku.
“tidak..
tidak akan pernah” aku memukul-mukul pipiku untuk menyadarkan dari
pikiran-pikiran yang tidak-tidak sambil berjalan agak menunduk dan cepat
menyusul Tae Gyeong yang sudah jauh.
‘brug’
“aishh..
apheo..” ringisku sambil memegangi kakiku yang sepertinya terkilir ringan
“mianhae,
gwenchanayo?!” kata namja itu lalu mendongak ke arah ku
“ah
ne~” akupun menunduk melihat kakiku yang terasa sakit, di ikuti dengan
pandangan namja itu.
“kenapa
dengan kaKimu? Apa terkilir?” tanya namja itu
“molla,
ah sudahlah aku masih bisa berjalan ini! Kau tenang saja, aku baik-baik saja”
akupun mencoba berdiri, dan mulai menyusuri koridor. Meskipun aku berjalan agak
sedikit pincang
“tunggu!
Aku akan membantumu untuk berjalan, berikan tanganmu!” pinta namja itu, entah
kenapa aku tidak bisa mengelak permintaannya, rasanya seperti di hipnotis.
Dan
kami pun menyusuri koridor yang sangat panjang. Ternyata masih ada orang sebaik
dia di sekolah ini. Ku kira semua orang di sekolah ini sama saja, orang-orang
yang sering membuliku baik yeoja maupun namja sama saja. Tapi sepertinya aku
belum pernah melihatnya di area sekolah ini, apa hanya aku saja yang tidak
pernah melihatnya?!. Siapa nama namja ini? Kelas berapa dia? Apa dia setulus
ini? Atau hanya membantu sekarang, setelah selesai membantuku dia lalu
membuliku sama seperti yang lain? Beribu-ribu pertanyaan menghampiri otakku
yang kosong dan menatap kosong kearah koridor, lalu buyar seketika namja itu
bertanya.
“di
mana kelasmu?”
“ah,
ak... aku kelas 10-A” kataku sambil menunjukkan tanganku ke arah kelas yang
sangat gaduh.
“oh,
sebentar lagi sampai, bertahanlah!”
“ya!
Apa yang terjadi? Pasti kau yang mencelakainyakan?” teriak Tae Gyeong yang
keluar dari kelas begitu melihatku, lalu memukuli namja yang membantuku
“Tae
Gyeong hentikan! Ini bukan salahnya, ini salahku seharusnya saat berjalan aku
tidak menunduk, lalu kakiku mengenai ujung sepatunya, saat itu dia sedang
berlari” kataku menjelaskan
“ini
salahnya, kenapa berlari saat berada di koridor sekolah yang tidak luas dan
banyak orang ini!” ucap ketus Tae Gyeong
“maaf,
ini salahku aku yang menabraknya, dan membuat dia terkilir. Sekali lagi maafkan
kecerobohanku. Maaf aku harus pergi, karena ada sesuatu yang penting. Sekali
lagi maafkan aku” sesal namja itu, lalu pergi meninggalkan kami
“aigoo..
dasar namja kurang ajar, tidak tau malu! Orang yang sedang terkilir di tinggal
pergi begitu saja. Lihat saja jika aku bertemu denganmu lagi” gerang Tae Gyeong
“sudahlah,
lagi pula aku baik-baik saja” ucapku menenangkan Tae Gyeong
“MWO?
kau bilang tidak apa-apa? KaKimu itu terkilir Gi Hyun!”
“sungguh
ini hanya sakit biasa, nanti juga sembuh”
“terserah”
bel
masukpun berbunyi nyaring, sepertinya Tae Gyeong marah denganku gara-gara
kejadian tadi, padahalkan aku yang terluka kenapa jadi dia yang sewot?. --“
Dasar anak itu selalu begitu.
-pulang
sekolah-
“Tae
Gyeong-a, kau marah ya? Oh ya aku ingin tanya, apakau menegenal namja tadi? Di
mana kelasnya? Aku ingin berterima kasih padanya” tanyaku
“MWO?
Kau ingin berterimakasih padanya? Pada namja yang telah mencelakaimu tadi? Kau
gila! Kau ini, kaKimu ini terkilir Gi Hyun!” bentak Tae Gyeong lalu berjalan
lebih cepat
“tapi
dia sudah membantuku ke kelas tadi, beri tahu aku tolong,,” bujukku, dengan
jalan yang terpungkur-pungkur
“baiklah,
dia Choi Minho, kalu nggk salah dia itu kelas 10-D, beda koridor dengan kita”
jawab Tae Gyeong pasrah
“O,
gomawo. Bantu aku berjalan.. hehe..” aku menyengir
*****
-@
school-
suara
orang bernyanyi itu terdengar lagi, suaranya lembut, indah dan enak di dengar.
Suaranya berbeda dengan suara-suara orang lain. Suaranya membuat hatiku tenang,
apa ini suara sunbae itu?.
‘hei
apa yang kau pikirkan? Suara yang tadi kau dengar itu sangat konyol! Kenapa kau
serius untuk mendengarnya? Aisshh.. sadarlah Gi Hyun.’ Batinku menolak. Sekitar
5 menitkemudian aku tersadar dalam fikiran anehku
“ya!
Kau sedang mendengar suara emasnya bang JongHyun ya?” canda Tae Gyeong
menyadarkanku dari lamunan
“ti..
tidak, aku sedang mendengarkan laguku” tolakku tergagap, lalu menunjukkan
sebelah lenganku yang memakai jam.
“jangan
munafik, aku tau kau sedang mendengar suara emasnya itu, ayo ikut aku sebentar.
Aku ingin menunjukkanmu sesuatu” Tae Gyeong menarikku keluar kelas, tanpa
memperdulikan kakiku yang berteriak kesakitan
“Tae
Gyeong-a, pelan-pelan saja, kau tidak ingat kakiku yang dibebat ini?” pintaku
dengan suara memelas
“aku
tidak peduli, karena kemarin kau bilang kaKimu itu baik-baik saja!”
aku
hanya terdiam saat Tae Gyeong menarik paksa tanganku, sebenarnya ini salah satu
menahan rasa sakit yang ku rasakan. Ternyata Tae Gyeong membawaku ke taman
belakang sekolah
“ngapain
kita kesini?” tanyaku penasaran
“OPPA!!!”
teriak Tae Gyeong sambil melambaikan sebelah tangnnya yang tidak mencengkram
tanganku.
‘APA??!
ITU.. ITUKAN JONGHYUN!!!’ suara batinku. Aku ternganga parah.
“oppa
ini fans beratmu, SHIM GI HYUN, dia teman sekelasku. Dia sangat menukai suaramu
oppa” dengan menekankan suara pada namaku
“annyeong,
Kim JongHyun imnida! kau boleh panggil aku oppa atau sunbae” ucap JongHyun
ramah
‘sungguh
aku tidak akan memaafkan mu Tae Gyeong, lihat apa yang akan terjadi setelah
ini. Aku jamin kau tidak akan selamat!’ umpatku dalam batin yang langsung
mencengkram kuat tangan Tae Gyeong yang sedang tersenyum evil.
“ah
ne~, Shim Gi Hyun imnida. Sunbae boleh panggil aku Gi Hyun” aku terpaksa
menyinggungkan sedikit senyum dan menunduk, untuk menghormatinya.
“oh
ya oppa, aku sedang sibuk, jadi bisa kau temani temanku yang satu inikan? Dia
sedang sakit jadi butuh teman, dikelas dia hanya dekat denganku” pinta Tae
Gyeong. Lagi-lagi aku ternganga parah.
‘sungguh
bocah ini tidak akan selamat dari maut’ batinku berbicara
“baik,
lagi pula juga oppa sedang tidak sibuk, tapi apa temanmu ini..” perkataanya aku
potong dengan cepat
“tidak
usah oppa, aku baik-baik saja, lebih baik aku tinggal di kelas saja” tolakku
“benar
yang dikatakannya, lebih baik dia istirahat di kelas saja.” Dukung JongHyun
“tapi
tadi dia bilang dia butuh teman, makannya aku minta tolong pada oppa. Kau ini
bohong padaku ya Gi Hyun, kau jahat sekali.” ucap Tae Gyeong
“baiklah
aku akan menuruti perkataanmu Tae Gyeong” kataku pasrah
“baiklah,
oppa aku tinggal dulu ya! Sampai jumpa” kata Tae Gyeong, lalu meninggalkanku
dengan blinging ini berdua.
*****
hari
ini, aku memutuskan untuk pergi sendiri ke toko buku. Dengan kakiku yang sudah
membaik tentunya. Aku ingin tenang dari gangguan Tae Gyeong. Tae Gyeong selalu
menanyakan kejadian selama dia meninggalkan aku 3 hari yang lalu di taman
belakang sekolah denagan JongHyun sunbae. Tapi aku tidak pernah menjawabnya.
Untung saja waktu itu hari jum’at hari terakhir sekolah, lalu jarak rumah ku
dengan Tae Gyeong jauh, dan sekarang sedang libur musim panas. Sepertinya dewi
fortuna sedang bersamaku.
Aku
memutuskan membeli salah satu novel yang sedang buming di kalangan anak muda.
Saat aku sedang mengambil novel itu aku merasakan punggungku di tepuk oleh
seseorang, sontak aku kaget dan reflek aku menoleh kearah belakangku, aku
mendapati sesosok namja yang aku kenal. Ternyata itu JongHyun sunbae.
“taernyata
kau juga suka datang ke toko buku?” tanya JongHyun ketika aku melihatnya, dan
menundukkan kepalaku sidit untuk menghormatinya
“hmm..
sunbae juga sering datang ke sini?”
“tidak
juga, aku kebetulan lewat dan melihatmu di sini jadi aku memutuskan untuk
menyapamu. Ternyata kau juga mengitu trend sekarang?” tanyanya sambil melihat
ke arah buku novel yang kepegang
“tentu,
akukan tidak kuper. Memang kenapa? Ah, Sunbae aku ingin membayar ini, jadi aku
duluan ya!” aku memberikan hormat yang terakri, dan pergi ke arah kasir dengan
mulut mencibir. Sedangkan JongHyun hanya terpaku melihatku pergi.
“trimakasih,
silahkan datang kembali ^^” kata penjaga toko. Setelah itu aku keluar toko, dan
langkahku terhenti seketika saat JongHyun berdiri di depanku.
“ternyata
kau mudah tersinggung ya! maafkan aku, akukan hanya bercanda. Aku juga sedang
membaca novel itu kok.” Sesal JongHyun
“tidak,
aku hanya seda...” kata-kata ku terpotong seketika
“bagaimana
jika sekarang aku mentraktirmu makan sebagai permintaan maaf? Ayo ikut aku”
tiba-tiba
JongHyun menarik paksa tanganku dengan kencang, aku jalan terseok-seok. Lalu
JongHyun mengajakku kesebuah restoran di sebrang toko buku yang aku singgahi
tadi.
“katanya
kau lebih suka dengan mendengar suara detik jam dari pada musik?” tanya
janghyun memecah keheningan
“ne~
memang aneh ya kedengarannya?” jawabku
“tidak,
aku juga suka mendengarkan suara detik jam, suaranya lembut, dan tidak pernah
membosankan”
“hmm..
makannya aku lebih suka mendengarkan detik jam dari pada mendengarkan
suara-suara tidak jelas.”
Sejak
hari itu, aku lebih dekat dengan JongHyun sunbae. Dan aku juga sedikit lebih
menyukai musik dibandingkan dulu. Aku akuai, aku selalu terhipnotis dengan
golden voicenya. Dan sekarang aku lebih akrab dengan JongHyun sunbae. Aku
sering berpergian berdua bersamanya. Dan Tae Gyeong pun terheran mendengar
ceritaku, tapi aku menjelaskan semuanya. Dan sekarang aku merasakan sesuatu,
hal yang tidak biasa. Apa ini yang dinamakan…
*****
aku
menduduki kursi di ruang tengah rumahku, aku memutuskan untuk mengobrol dengan
eomma ku yang kelihatannya sedang santai.
“eomma,
aku ingin cerita sesuatu pada eomma. Apa eomma sibuk sedang sibuk?” tanyaku pada
eomma
“tidak,
ayo cerita saja. Eomma juga ingin dengar cerita dari anak eomma yang cantik
ini.”
“begini
eomma, eomma taukan aku itu lebih suka dengan suara detik jam dari pada musik!”
“tentu,
memang kenapa? Apa kau akan berubah pikiran?”
“entahlah,
akhir-akhir ini aku mulai suka mendengarkan musik yang dulu aku bilang konyol
itu”
“siapa
orang yang bisa membuat anak eomma berubah pikiran dengan cepat? Pasti seorang
namja ya?”
”bisa
dibilang begitu”
“ayo
kenalkan pada eomma namja yang bisa membuat anak eomma ini berubah drastis”
“dia
tidak merubahku! untuk apa, itu tidak penting, ah sudahlah, aku ingin tidur
besokkan sudah mulai sekolah lagi” aku pergi meninggalkan eomma yang masih
penasaran dengan namja yangku bilang tadi.
Aku
membaringkan badanku di kasur. Lamunanku tersadar seketika, tiba-tiba otakku
mengeluarkan data tentang Choi Minho. Orang yang menabrak sekaligus menolongku
itu, aku ingin mengucapkan terimakasih, tapi aku tidak tau bagaimana caranya.
Aku harus mengucapkannya bagaimanapun caranya.
-@
school-
“Gi
Hyun-a” teriak seorang namja. Sontak aku mencari sosok itu. Ternyata itu
sunbae.
“annyeong..”
sapaku dengan menundukkan sedikit kepala
“Gi
Hyun-a, apa kau ada acara pulang sekolah?”
“hmm..
sepertinya tidak, memang kenapa sunbae?”
”bisakah
kau memanggilku dengan sebutan oppa saja? Supaya lebil enak”
“oppa?
tentu”
“kau
tidak punya acarakan pulang sekolah? Mau mengantarkan aku ke toko buku dulu?”
“tentu,
tapi ada syaratnya. Nyanyikan dulu lagu please don’t go untukku”
“baik,
aku tunggu kau pada jam istirahat di taman belakang”
“hmm..
sampai jumpa oppa” kami berpisah, karna JongHyun kakak kelas, jadi kelasnya di
atas kelasku.
#taman
belakang
“ayo
oppa nyanyikan sekarang”
“baik,
ekhem.. ”. JongHyun mulai mengelurkan suaranya ang membuatku terpaku. Sungguh
ini suara terindah yang kudengar. Aku memejamkan mataku, untuk lebih merasakan
indah suaranya.
‘andwaeyo
andwaeyo geureoke gajimayo
jebal
han beonman han beonman nal dasi anajwoyo
dasi
nungama neol boreo gamyeon geu jarie meomchun nareul anajwoyo’
“Gi
Hyun-a, Gi Hyun-a, ireona” suara JongHyun terdengar sedikit nyaring di
telingaku
“hmm..
ada apa oppa?”
“kau
tertidur ya? Aku sudah khawatir tadi, kukira kau pingsan. Orang-orang sudah
melihatku dengan wajah sinis”
“ah,
apa iya?” aku memeganggi wajahku, ternyata benar aku tertidur. Mataku sedikit
berat
“iya
kau sudah tertidur sekitar 5 menit,setelah aku menyanyikan lagu untukmu”
“benarkah?
Maafkan aku jika aku membuat oppa begitu khawatir, sebaiknya aku kemali ke
kelas. Sampai jumpa oppa” aku meninggalkan JongHyun sendiri di taman.
~~~~
aku
menghempaskan tubuhku yang lelah ini ke kasur yang sangat nyaman bagiku. Aku
masih memikirkan perkataan JongHyun tadi. Aku tidak pernah memikirkan masalah
seperti ini. Apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus membicarakannya pada Tae
Gyeong? Apa dia bisa membantuku? Tidak. Dia bukannya membantuku tapi dia pasti
meledekku. Kata-kata itu selalu terngiang dalam kepalaku.
~flash
back~
“Gi
Hyun-a..”
“hmm..
waeyo oppa?” aku mendongak ke arah JongHyun, saat mataku dengan matanya saling
menatap rasanya pandangannya bukan pandangan biasa. Setelah itu suasana menjadi
hening, dan aku kembali menatap minumanku.
“maukah
kau menjadi bagian dalam hidupku?” memecahkan keheningan antara kami.
Sontak
aku mendongak kasar seakan tidak peduli leherku akan seperti apa nanntinya.
“ahaha.. apa yang oppa katakan? Oppa pintar sekali bercanda, ahaha..” kataku
dengan tawa garingku. Dan tiba-tiba tawaku terhenti saat JongHyun melanjutkan
perkataanya
“ini
tidak bercanda Gi Hyun, aku serius. Apa aku kelihatan sedang bercanda?” dan
saat itu juga tangan JongHyun menggenggam erat tanganku.
“he?!
Pasti oppa bercanda, ahaha.. actingmu bagus sekali oppa. Ahaha..” tawa garingku
kukeluarkan lagi, dan mulai melepaskan tanganku dari genggamannya.
~flash
back end~
kata-kata
itu selalu terngiang dalam benakku. Membuatku salah tingkah sendiri. Apa aku sedang
merasakan indahnya jatuh cinta? Yang jelas aku belum menjawabnya.
*****
-@school-
aku
berjalan menuju gerbang sekolah, saat aku baru saja memasuki halaman depan
sekolah, aku mengenali sosok namja yang lumayan jauh jaraknya denganku. Aku
putuskan untuk memanggilnya.
“ya!
Choi Minho..” ku keluarkan suara toaku. Saat itu juga dia menoleh ke arahku.
Dan akupun berlari menghampirinya, dia sepertinya sangat binggung.
Sampai-sampai ia harus mgerutkan keningnya.
“kau..
kau yang waktu itu kutabrak ya?” tanyanya
“hmm..”
aku menganggukkan kepaluku mantap “terimakasihya waktu itu mau membantukku
berjalan sampai kelas”
“kau
tidak benci padaku? Akukan sudah membuat kaKimu terkilir”
“tidak
lagi pula kakiku sudah baik seprti semula. Oh ya kenalkan aku Gi Hyun dari
kelas 10-A” aku mengulurkan tanganku
“aku
Choi Minho imnida dari kelas 10-D” diapun mengulurkan tangnnya lalu berjabat
tangan denganku.
“kalian?”
tanya Tae Gyeong megagetkan kami
“heh..”
sontak aku melepaskan tanganku yang sedang berjabat dengan namja yang bernama
Choi Minho itu
“kalian..
kalimbb..” aku lansung membekap mulut Tae Gyeong,
“aku
duluan ya..” aku menundukkan kepalaku, dengan sibuk sambil membekap mulut Tae
Gyeong. Saat di jalan aku mulai melepaskan tanganku
“KAU
MAU MEMBUNUHKU? SEKALIAN SAJA KAU CEKIK AKU!” teriak Tae Gyeong pas ke depan
wajahku
“maafkan
aku”
“tunggu,
kau dengan dia apa ada sesuatu?” tanya Tae Gyeong curiga
“ti..
tidak.. tidak ada apa-apa ko. sungguh” kataku meyakinkan
“tapi
kenapa wajahmu memerah?” ledek Tae Gyeong dengan sedikit senyumnya
tiba-tiba
aku berhenti berjalan lalu memeganggi wajahku sendiri “tidak! wajahku tidak
merah”. Akupun mulai berjalan lebih cepat dari Tae Gyeong. Tetapi
‘bug’
“Gi
Hyun-a, kau baik-baik saja?” tanya seorang namja dengan suara yang kukenal ini
suara JongHyun. Aku membuka mataku perlahan yang tadi aku tutupi sebelum
bertabrakan.
“ah,
aku tidak apa-apa ko oppa.” Aku langsung berdiri dan membersihkan bajuku.
“kau
ini ceroboh sekali Gi Hyun. Oppa maafkan dia ya!” sesal Tae Gyeong
“tentu,
apa mau aku bantu ke kelas?” pinta JongHyun
“tidak,
tidak usah aku baik-baik saja. Terimakasih, aku harus duluan sampai jumpa” aku
berlari sampai agak jauh dari tempat tadi aku bertabrakan. Sepertinya
~~~~~
~taman
belakang~
aku
menduduki bangku yang terletak di taman belakang sekolah, disusul dengan
JongHyun. Sebenarnya aku sudah tau apa maksud JongHyun megajakku kemari,
sebenarnya aku sudah mencoba berbagai alasan, tapi Tae Gyeong mendorongku untuk
pergi ke taman ini. Apa yang harus aku lakukan? Aku belum siap menjawabnya
“apakau
sudah punya jawabannya Gi Hyun?” tanya JongHyun
“jawaban
apa oppa? Aku tidak menerti”
“bukannya
kau yang bilang akan menjawabnya di hari ini? Aku sudah menunggu jawaban darimu”
tiba-tiba JongHyun menggenggam tanganku lalu berlutut di depanku. “aku harap
kau akan menjawabnya sekarang”
“oppa,
apa yang kau lakukan? Lihat orang-orang melihat kearah kita” bisikku
“ayo
jawab aku butuh jawabanmu sekarang” ucap JongHyun tanpa memperdulikan sekitar
dan perkataanku.
“baik
akan ku jawab tapi oppa berhenti berbuat seperti ini”
“baik”
ia mulai duduk kembali di sebelahku tanpa melepaskan tanganku “ayo jawab
sekarang”
-Tunggu
lanjutannya (TL)-
gimana,
ff ku yang satu ini? aneh kah? garing ya?
maaf
aku belum bisa jadi author yang handal! Y.Y
yang baca diwajibkan
like dan komen
:)
#Annyeongg… ini ff nya nae
chingu,, aku cuma sekedar ngeshare doangg.. hehehe =D jadi dimohon komennya
yahhh… gomawo =D#
NO SILENT READERS !!
0 komentar:
Posting Komentar