Sabtu, 26 Mei 2012

FF - Fall For You Part 1 (THREESHOT)

Diposting oleh Unknown di 12.49
Hello .. Hello ^^ *nari hello sama Onew #plaak 

Akhirnya ff aku udah jadi, walaupun cuman part satu .
Ff nya ceritanya emang gaje seperti authornya (?)
Harap maklum ya dengan ff ku yang ueeeeks bikin muntah. Pasti kalian mikir "Ini ff apa banget (katakata yang selalu diucapkan arnis) gaje banget ceritanya.  Maaf deh ya . Maklum baru pemula . HEHE ^^v

Udahlah dari pada banyak cingcong dan bacot (apa banget kata katanya) mending langsung aja kita simak .
FANFIC GAJE CIPTAAN ARNIS .. 

Jreng jreng .. (suara gitar)

One .. Two .. Three ..
Cekidot ..

(a/n: siapin baskom atau ember , untuk daya khayal author yang tingkat dewa)


Author : Arnis Meilia Affxtioncassieshawol
Genre : Romance
Category : Threeshot
Rating : PG 15
Cast :
*Jung Haejin/Helena Jung (Arnis Meilia Affxtioncassieshawol)
*Yong Jun Hyung (Jun Hyung B2st)
*Lee Jinki/Onew (Onew SHINee)

*****
Seorang yeoja menghepaskan badannya ke kasur karena merasa lelah. Ia memandang ke arah jam dinding dan waktu menunjukan pukul 19.00. Benar-benar hari yang melelahkan baginya. Ia menerawang mengingat kejadian barusan. Ketika ia tertabrak sebuah motor yang melintas ugal-ugalan saat ia hendak pulang sekolah. Motor itu menabrak kaki kiri yeoja itu.

Ia memperhatikan kakinya yang dibebat. Ia mengelus-elus kakinya karena kakinya masih terasa sakit dengan lukanya itu. Pulang sekolah ia berjalan susah payah untuk menuju rumah. Kakinya terasa berat dan juga nyeri. Ia tidak bisa berbuat apa-apa selain mengeluh.

*****
-Helena PoV-

Aku mencoba meluruskan lututku sebelum pergi sekolah. Rasanya, kini aku tidak dapat meluruskan kakiku seperti dulu. Aku hanya bisa membuang nafas kesal. Kulihat pantulan badanku dicermin yang berada pada kamarku. Ya, benar apa dugaanku. Aku memang terlihat sangat aneh. Bahkan aku seperti robot yang sedang berkaca.

Namaku Jung Haejin. Kau bisa memanggilku dengan sebutan Helena. Aku tinggal dirumah bersama pelayan-pelayan dirumahku. Orangtuaku adikku, dan saudara kembarku tinggal di amerika. Aku memiliki saudara kembar yang bernama Jung Sooyoung atau Jessica Jung. Dan aku memiliki adik yang bernama Krystal Jung. Mereka berdua tinggal di Amerika karena mereka mau sekolah disana. Dan jika orang tuaku, mereka sedang sibuk mengerjakan pekerjaanya.

Dulu memang sempat aku tinggal di Amerika juga. Tapi aku tidak merasa nyaman dengan lingkungan amerika yang penuh dengan kebebasan. Akhirnya aku memutuskan tinggal disini. Di Korea. Karena aku sudah sangat nyaman tinggal disini. Orangtuaku jarang sekali menghubungiku. Mungkin mereka sangat sibuk dengan urusan pekerjaannya. Tetapi aku sangat sering berhubungan dengan saudara kembarku. Yaitu Jessica melalui situs jejaring sosial.

Saat aku menuruni anak tangga, aku kesulitan untuk bergerak. Salah seorang pelayanku yang bernama Kwon Yuri, membantuku. Tetapi aku menepisnya karena aku bisa berusaha sendiri. Aku tidak mau seperti orang yang tidak bisa berjalan. Aku masih sanggup berjalan. Yuri terkaget dengan tindakanku tadi. Tapi aku hanya tersenyum padanya. Saat di anak tangga yang terakhir, aku terjatuh. Dan Yuri membantuku untuk bangun.

“Sudah ku peringatkan, berhati-hatilah.” Yuri berbicara dengan nada sopan.

Aku hanya menggaruk-garuk kepalaku yang sama sekali tidak terasa gatal. “Hehe. I’m sorry” Kataku nyengir.

Tanpa menjawab pertanyaanku, Yuri mengambilkanku sebuah tas. Ya, tas itu adalah tas yang selalu ku pakai setiap pergi ke sekolah. Aku menyabar tas itu dan selang beberapa waktu, kakiku terasa sakit. Tapi aku menahannya. Aku tidak mau menunjukan kesakitanku pada Yuri. Bisa-bisa ia mengantarku ke sekolah. Aku lebih suka berangkat sekolah sendiri. Lagipula rumahku dekat dengan sekolahku.

“Nona, apakah kau tidak mau sarapan dulu?” Tanya Yuri menunjuk ke meja makan.

“Ah tidak usah. Aku bisa makan disekolah.” Aku tersenyum meyakinkan.

“Kalau begitu, akan ku buatkan bekal.” Yuri berbalik ke arah dapur. Namun langkhanya kucegah dengan menggenggam tangannya.

“Tidak. Tidak usah. Kalau begitu aku berangkat dulu.” Aku tidak mempedulikan Yuri mencegahku agar dia antarkan. Tetapi aku melesat ke pagar.

Diperjalanan, aku menggantungkan headphone pada kepalaku. Ya inilah rutinitasku setiap hari. Mendengarkan lagu saat diperjalanan menuju sekolah. Aku selalu memutar lagu dengan suara yang full. Aku tidak bisa hidup tanpa musik. Karena musik dapat mengerti perasaanku dikala gundah ataupun bahagia.

Tiba-tiba ada yang menepuk bahuku. Kulihat tiga yeoja sedang berkacak pinggang dan cemberut melihatku. Ya ketiga yeoja itu adalah sahabatku yang bernama Shim Gi Hyun, Park Tae Joon, dan Park Min Kyu. Kulepaskan headphoneku, dan kugantungkan dileherku. Aku sudah bersahabat dengan mereka sejak kelas satu smp. Mereka sangat cerewet dan selalu menasehatiku. Aku hanya mengangguk-angguk saja, karena jika aku melawan, aku pasti mendapat semprotan dari mereka.

“Ya! Bukankah aku suruh kau menunggu dirumah, sampai kita menjemputmu?” Gi Hyun menatapku dengan tatapan kesal.

Aku hanya menggaruk-garuk kepalaku yang tidak terasa gatal. “Aigo ! Apakah kakimu masih terasa nyeri?” Min Kyu mengamati kakiku yang didebat. Aku hanya menggelengkan kepala. Setelah itu Tae Joon memukul-mukul kakiku.

“Ya ! Sakit ! Jangan dipukul !” Aku mengeluh kesakitan. Taejoon hanya menatapku heran. Ia mengangkat sebelah alisnya. Kakiku terasa nyeri sekarang. Padahal kurasakan diperjalanan, rasa sakit dikakiku sudah hilang. “Kau bilang, sudah tidak terasa nyeri?” Tanya Tae Joon datar.

Min Kyu dan Gi Hyun menjitak kepala Tae Joon bersamaan. Tae Joon hanya memegangi kepalanya agar tidak terasa nyeri. Tetapi percuma, jitakan dari Min Kyu dan Gi Hyun tak ada tandingannya. Akupun pernah merasakannya. Waktu itu aku tidak sengaja menjatuhkan minuman ke rok mereka. Alhasil, jitakan itu mendarat pada kepalaku.

Akhirnya mereka membantuku untuk jalan sampai sekolah. Mereka adalah sahabat yang baik. Mereka selalu memarahiku karena mereka perhatian. Aku sangat senang memiliki sahabat seperti mereka. Yang selalu ada disetiap aku membutuhkannya, dan selalu setia menemaniku kapan saja. Sebenarnya bukan hanya mereka saja sahabatku. Masih ada Cha Tae Gyeong, Jung Youngla, dan Park Minhae. Tetapi rumah mereka sangat jauh dengan rumahku. Jadi mereka tidak dapat berangkat sekolah bersamaku dan juga yang lainnya.

Sebenarnya rumah Gi Hyun, Min Kyu dan Tae Joon juga berada di belakang rumahku. Jadi mau tidak mau, mereka harus berputar agar bisa berangkat sekolah bersamaku. Walaupun jarak rumah mereka ke sekolah hanya melangkahkan beberapa kaki saja, tetapi mereka tetap besihkukuh agar berangkat sekolah bersamaku. Apalagi dengan keadaanku yang seperti ini, sebelah kakiku dibebat. Tak mungkin aku bisa menyuruh mereka agar tidak usah menjemputku.

“Apakah Jun Hyung tau tentang ini?” Tanya Tae Joon yang sedari tadi memegangi kepalanya.

Aku menggeleng pelan. “Ya bukankah ia adalah namjachingumu? Seharusnya ialah orang pertama yang mengetahui kakimu seperti ini.” Min Kyu terdiam sejenak lalu nyengir. “Tentunya sesudah orang tuamu.”

Aku hanya terdiam. Ya, memang benar. Namja yang bernama Yong Jun Hyung adalah namjachinguku. Aku berpacaran dengannya sudah setengah tahun. Tapi jangan kira bahwa aku berpacaran dengannya, layaknya sepasang kekasih lainnya. Tidak. Kami berpacaran layaknya orang bermusuhan. Semua orang tidak mempercayai bahwa kami berdua pacaran. Jun Hyung selalu bersikap dingin padaku. Dan juga ia selalu sibuk, dan tak punya waktu untuk berjalan-jalan bersamaku. Bahkan dari semenjak berpacaran, aku tidak pernah berjalan-jalan dengannya. Ah tidak, aku pernah berjalan-jalan dengannya. Tetapi hanya satu kali. Mengobrol saja hanya sebentar. Jun Hyung seperti tidak mau mengobrol denganku. Jika aku sms dan telefon tak pernah dijawab.

 Percuma saja jika aku memberitahunya, bahwa aku ditabrak kemaren. Ia mungkin tidak peduli. Aku selalu berfikir, mengapa dulu ia memohon untuk menjadi namjachinguku. Tetapi pada akhirnya, ia malah menjauhiku seperti ini. Mungkin ia malu memiliki yeojachingu sepertiku. Yeojachingu yang cerewet. Aku tidak mau berkata bahwa aku ingin putus dengannya, karena aku mencintainya. Tetapi apakah ia mencintaiku juga? Mengapa ia tidak meminta putus saja padaku?

Aku baru ingat, orangtuaku belum mengetahui hal ini. tetapi sepertinya mereka tidak perlu mengetahui keadaanku. Mungkin aku hanya akan memberi tahu Jessica akan hal ini. Dan aku harap Jessica akan mengunci mulutnya. Karena ialah orang yang sangat bisa dipercaya. Dan mungkin ia dapat mengetahuinya sebelum kuberi tahu. Karena kami berdua memiliki kontak batin yang sangat kuat.

Setelah bersusah payah menyeret kakiku yang terasa kaku ini, akhirnya kami sampai kesekolah. Mereka bertiga mengantarkanku kekelas. Aku memang tidak sekelas dengan mereka. Min Kyu dan Tae Joon bersebelahan kelasnya dengannku. Sedangkan kelas Gi Hyun, berjarak satu kelas dengan kelasku. Dikelas, aku lebih bergaul dengan namja. Tetapi tak tahu mengapa, sepertinya Jun Hyung tak pernah cemburu padaku. Bahkan mungkin ia tidak peduli.
“Annyeong ..” Sapaku pada teman sebangkuku yang bernama Yang Yoseob.

“Annyeong ..” Balasnya menatapku tersenyum dengan puppy-eyesnya. Ia terlihat sangat imut dan alhasil akupun mencubitnya. Ia hanya memegangi pipinya dan merintih kesakitan. Saat Yoseob melihat kakiku, ia menaikan sebelah alisnya. Beberapa detik kemudian, ia terlonjak kaget dan memegangi kakiku. Aku hanya tertawa melihat sikapnya. “Aigo ! Kakimu kenapa?”

Aku menganyun-ayunkan kakiku yang sakitnya mulai mereda. “Kemarin aku tertabrak motor.”

Kini ia melihat ke  arahku. “Mwo? Kemarin Kau tertabrak motor? Mengapa kau sekolah?”

“Lukanya tidak terlalu parah, aku masih bisa berjalan.” Jawabku datar padanya.

Yoseob hanya menghembuskan nafasnya panjang. Ya, Yoseob adalah sahabatku yanglain. Ia adalah anak yang pintar menyotek. Setiap pelajaran ia selalu menyontek padaku. Tetapi kadangpula, jika aku tidak terlalu mengerti, aku selalu melihat hasil contekannya juga. Hehehe. Yoseob memiliki suara yang sangat bagus. Aku selalu menyanyi bersamanya dikala tidak ada guru. Atau kadangpula, kami selalu membuat konser buatan dikelas. Satu hal yang perlu diketahui, kami berdua dicap sebagai anak terautis dikelas.

Yoseob menggeserkan bangku untukku. Selang beberapa waktu, Yoseob meminjam buku tugas fisikaku. Aku sudah tahu apa maksudnya. Ia pasti mau menyontek PR fisika yang baru ditugaskan kemarin. Dasar anak yang sangat pemalas. Aku yakin, bahwa Yoseob adalah anak yang pintar. Tetapi kemalasannya itu yang selalu membuat ia menyontek.

*****

-Author PoV-
Para yeoja itu sedang memakan bekalnya, kecuali Helena. Yeoja itu hanya mendengarkan lagu sambil menaruh kepalanya diatas meja. Hanya ia yang tidak terlihat ceria hari ini. Ia tampak lesu tak seperti biasanya. Sudah dua hari kakinya dibebat. Keluarganya tak bisa menengoknya karena terlalu sibuk. Yeoja itu merasa tidak ada yang peduli padanya kecuali para sahabat yang sedang duduk disampingnya.

Dan sudah dua hari juga, Helena tidak bertemu dengan namjachingunya. Disekolah ia tidak pernah melihat Jun Hyung meskipun kelas Jun Hyung berada disebelah kelasnya. Apa namja itu sama sekali tidak mau mengetahui yeojachingunya itu?

“Ya ! Helena kau tidak bawa bekal?” Tanya Gi Hyun. Helena menggeleng tanpa memandang sahabatnya itu. “Ya ! Kalau begitu kau makan saja bekalku.” Helena menggeleng lagi.

Keenam sahabatnya itu saling berpandangan. Tak biasanya Helena tidak mau bekal Gi Hyun yang super leza itu. Mereka heran dengan sikap Helena yang sekarang. Helena akhir-akhir ini menjadi pemurung. Tak seperti biasanya. Yang selalu cerewet dan bebicara hal yang tidak penting. Jika ditanya, ia hanya menggeleng atau mengangguk. *kaya orang bisu XD*. Ia lebih memilih pulang sendiri ketimbang pulang bersama sahabatnya. Dikelas Helena tak pernah bernyanyi-nyanyi bersama Yoseob. Ia hanya diam menghadap papan tulis, walaupun tidak memerhatikan pelajaran.

Tiba-tiba sesosok namja yang selama ini ingin dilihatnya, bejalan dihadapannya. Helena langsung duduk tegak, dan memperhatikan baik-baik namja itu. Jun Hyung sedang tertawa bersama seorang yeoja. Ia merasa, selama ia berpacaran dengan Jun Hyung, ia tak pernah melihat Jun Hyung tertawa seperti itu. Namja itu sama sekali tidak melihat keberadaan Helena. Yeoja itu adalah teman sekelas Helena. Namanya adalah Kang Hyeshi.

Tetapi kini Jun Hyung terlihat berbeda dengan yang dulu. Jun Hyung kini lebih terlihat putih dari biasanya. Bibirnya pun yang dulu berwana merah kini menjadi agak memudar. Tubuhnya makin kurus dari biasanya. Sebenarnya ada apa dengannya? Punggung Jun Hyung dan Hyeshi semakin menjauh dari hadapannya. Tubuhnya melemas ketika melihat mereka berdua tertawa bersama. Ya, yeoja itu merasa cemburu.

*****
-Helena PoV-

Aku menendang-nendang batu yang ada dijalanan meskipun kakiku terasa agak nyeri gara-gara itu. Hari memang sudah mulai gelap. Seperti suasana hatiku yang sedang gelap. Tadi mr. Lee memberikan pelajaran tambahan hingga aku pulang sesore ini. Selama mr. Lee memberikanku pelajaran tambahan, aku sama sekali tidak menyimak apa yang ia ajarkan. Aku hanya memikirkan kejadian saat aku dikantin. Saat itu aku melihat Jun Hyung yang sedang tertawa riang bersama teman sekelasku yang bernama Kang Hyeshi. Mungkin dugaanku selama ini benar. Jun Hyung memang bosan padaku. Kenapa ia tidak memutuskanku lebih cepat saja?

Gi Hyun bercerita padaku, bahwa dulu Hyeshi pernah mengganggu hubungannya dengan Minho hingga akhirnya mereka putus. Apa mungkin Hyeshi akan begitu pada hubunganku dengan Jun Hyung? Selama aku berhubungan dengannya, Jun Hyung tak pernah tertawa sepuas seperti itu denganku. Sepertinya ia lebih bahagia, saat bersama Hyeshi ketimbang bersamaku.

Aku sengaja tidak langsung pulang kerumah. Karena apa yang bisa kulakukan dirumah saat suasana hatiku seperti ini? Didalam rumah yang hanya ada pelayan yang sibuk mengerjakan tugasnya masing-masing. Tidak ! Yang ada aku bisa merasa hilang dan tak dianggap. Lebih baik aku diam di tempat yang biasanya kukunjungi saat kecil bersama Jessica. Yaitu sebuah jembatan besar, yang dibawahnya terdapat sungai yang sangat jernih. Jembatan itu memiliki banyak kenangan yang indah. Sudah lama aku tidak mengunjungi tempat itu. Mungkin kurang lebih seputuh tahun.

Saat sampai pada tempat itu, aku tersenyum. Jembatan itu masih sama seperti dulu. Kucari-cari coretan-coretan didinding yang Jessica tulis. Dan akhirnya ku temukan juga. Coretan itu memang sudah memudar, tetapi masih bisa dibaca. Coretan itu bartuliskan “Pogoshippoyo my Twin Sister , Helena Jung”. Aku masih mengingatnya. Saat itu Jessica akan kembali ke Amerika. Dan sebelumnyaa ia mengajakku pergi kemari. Disini kami menangis dan saling berpelukan. “Na do pogosippoyo Jessica” Ucapku. Disana tidak ada siapa siapa selain aku. Maka dari itu aku terhayut dalam kesepian itu.

Aku duduk dan bersandar didinding itu. Tepat berada disebelah coretan itu. Aku sangat rindu saat-saat bersama Jessica. Kemana-mana kami selalu berdua. Baju kami selalu sama. Dan kami sangat bangga jika kami terlahir kembar. Hidupku tidak terasa lengkap jika tak ada Jessica. Dulu Jessica selalu melindungiku dari anak-anak nakal. Ia selalu jalan didepan dan aku jalan dibelakang. Kapan masa-masa seperti itu terulang lagi dalam hidupku?

Tiba-tiba suara motor yang berisik membuatku terbangun dari posisiku sebelumnya. Aku melihat motor merah besar dengan pengemudi yang masih memakai seragam sekolah dan memakai helm berwarna merah seraya dengan warna motornya. Motor itu sepertinya aku pernah melihatnya. Motor itu berhenti tak jauh dengan posisiku berdiri. Dan sang pengemudi turun dari motornya dan membukan helmnya. Namja itu tidak menyadari aku terus memerhatikannya. Ia bersandar pada dinding jembatan tanpa menganggapku ada disana.

DEG !!

Namja itu adalah orang yang menabrakku waktu itu. Tetapi sepertinya namja itu tidak menyadarinya. Sewaktu aku ditabrak olehnya, aku diantarkannya kerumah sakit terdekat. Tapi aku tidak sempat berbicara apa-apa padanya karena kondisi tubuhku yang lemah. Bahkan aku belum mengucapkan terimakasih padanya. Mungkin ini adalah saat yang tepat.

“Ya! Bukankah kau namja yang menabrakku waktu itu?” Tanyaku tidak sopan karena berteriak-teriak.

“Mwo?” Ia menaikan sebelah alisnya. Ia melihat kakiku yang dibebat dan seperti menyadari sesuatu. “Oh ne. Mianhaeyo, aku menabrakmu waktu itu. Aku merasa sangat bersalah.” Ia membungkukkan badannya Sembilan puluh derajat.

Aku buru-buru menyangkalnya. “Ah ani. Sebenarnya aku mau berterimakasih atas pertolonganmu membawaku ke rumah sakit. Kamsahamnida.” Aku balas membungkukan badanku.

Ia tersenyum ramah padaku. Jika ia tersenyum, matanya sama sekali tidak kelihatan. Mungkin karena matanya yang sangat sipit. Tapi senyumannya dapat membuat semua yeoja meleleh. Sejujurnya akupun ikut meleleh melihat senyumannya yang manis itu. Neomu Kyeopta!

“Bagaimana kakimu? Apakah sudah mendingan?” Tanya namja itu dengan ramah.

“Ah .. ne.” Kataku sambil menggoyang-goyangkan kakiku. “Hari minggu, dokter akan membuka bebatanku.”

“Kalau begitu, akan ku antarkan.” Aku tersontak kaget dan menatapnya. “Ne? apakah ada yang salah?” Ia menatapku heran tetapi masih tersenyum.

Aku menggelengkan kepala. “ani .. aku bisa sendiri.” Ia berjalan mendekatiku, dan aku menunduk karena malu. “Ya! Bukankah aku yang salah? Aku harus bertanggung jawab”.

Aku hanya terdiam. padahal aku tidak mengenalnya begitupun dia. Tetapi dia berlaku sangat baik padaku. Aku hanya tersenyum padanya. Namja ini benar-benar bertanggung jawab. “Pokonya akan ku antarkan.” Katanya memaksa. Aku hanya mengangguk-angguk saja. “Siapa namamu?” Tanyanya. “Lee Jinki imnida. Kau bisa memanggilku Onew.”

Aku memandangnya yang mengulurkan tangan padaku. Tanpa berpikir lama aku membalas uluran tangannya. “Jung Haejin imnida. Panggil saja HELENA” Aku memberi tekanan pada kata HELENA.

“Ne .. Helena.” Jawabnya

Setelah itu, kami berbincang-bincang tentang kehidupan kami. Onew bersekolah di Shawol High School. Ia hanya tinggal bersama sepupunya. Keluarganya sangat sibuk dan hanya pulang kerumah dua bulan sekali. Ternyata sepupunya itu bersekolah di sma yang sama denganku. Yaitu SM High School. ia sangat sayanng pada sepupunya itu. Sepupunya terjangkit penyakit kanker darah setengah tahun yang lalu. Tetapi penyakit itu masih bisa dibilang stadium rendah. Aku turut prihatin pada Onew, yang hidupnya memang kesepian. Sama seperti kehidupanku. Onew kaget saat mendengar bahwa aku hanya ditemani pelayan-pelayan dirumah. Ternyata ada yang lebih kesepian darinya katanya.

“Jadi kau memiliki saudara kembar?” Tanyanya. Aku hanya mengangguk. Aku melirik jam yang berbelit ditangan kiriku. Ternyata sudah jam delapan malam. Ku lihat Onew masih tersenyum menatapku.

“Sepertinya aku harus pulang sekarang.”

“Baiklah kalau begitu, akan ku antarkan.” Onew mencari-cari kunci motornya.

Aku menggeleng pelan. “Kau sudah terlalu baik.” Ia tersenyum lagi. Lama-lama aku akan hanyut dalam senyumannya itu. “Tidak baik seorang yeoja berjalan sendirian jam segini.” Benar juga katanya. Mau tak mau aku meneriman ajakannya.

******
Kulihat dari balik pintu kelasku, Jun Hyung sedang duduk dikoridor sekolah bersama Hyeshi. Aku berusaha menguping pembicaraannya yang terlihat begitu serius. Tetapi percuma saja, aku tidak bisa menangkap pembicaraan mereka. Yang ada aku hanya dapat mendengar obrolan Minhae dengan pacar barunya yang bernama Gi Kwang disebelah koridor itu.

“Ssh .. kalian ini berisik sekali!” Kataku pelan-pelan pada Minhae dan Gi Kwang. Mereka saling bertatapan heran melihat tingkah lakuku yang sudah mirip dengan penguntit. Lalu mereka pergi ke tempat lain karena kehadiranku yang mungkin mereka anggap sudah mengganggu.

Sepertinya aku harus berbicara sekarang. Aku harus menanyakan hal yang mengganggu fikiranku selama ini. Aku menghampiri Jun Hyung yang sedang tertawa-tawa bersama Hyeshi. Hyeshi sudah melihatku, dan ia menyikut lengan Jun Hyung memberi tanda. Namja itu hanya melihat datar ke arahku. Tidak ada sama sekali tatapan rindu yang ia berikan padaku.

“Jun Hyung .. aku mau bicara.” Kataku. Ia memandang Hyeshi sekilas lalu memandangku lagi.

“Bicara saja ..” Katanya datar. Aku sudah lupa dengan suaranya yang begitu berat. Mungkin karena sudah lama sekali aku tidak berbicara dengannya. Kata-katanya sangat menusuk walaupun sederhana. Ia seperti tidak mau mengerti maksudku yang ingin hanya bicara empat mata.

“Tidak disini Jun Hyung.” Kataku langsung menarik tangan Jun Hyung.

“Hyeshi .. maaf sepertinya aku ada urusan sebentar.” Jun Hyung melambaikan tangan pada Hyeshi.

Aku membawa Jun Hyung ke taman belakang sekolah. Disana ada Tae Gyeong yang sedang memakan es krim bersama Lee Taemin. Tae Gyeong menatapku dari kejauhan. Ia langsung tersedak melihat pemandangan yang dilihatnya. Pemandangan yang sangat langka baginya. Ketika aku berjalan bersama Jun Hyung. Taemin langsung menepuk-nepuk bahu Tae Gyeong dan memberinya minum.

Tiba-tiba langkah Junhyung berhenti. Ia membalikan badanku yang sedari tadi membelakanginya. Setelah itu ia membuang muka padaku. Aku bisa melihat, ia tidak mau memandang wajahku. “apa yang mau kau bicarakan?” Tanyanya melihat ke sembarang arah.

“Junhyung ..” Kataku sambil memegang wajahnya agar dapat bertatapan denganku.

Ia menepis tanganku. “Katakan saja apa yang mau kau bicarakan.”

Aku menurunkan tanganku dan melempar pandanganku darinya. “Wae? Kenapa kau berlaku seperti ini padaku? Aku ini yeojachingumu?”

“Wae?” Ia tersenyum miris. “Aku tidak boleh berbuat seperti itu padamu?”

“Apa aku ini yeojachingumu?” Tanyaku yang kini memandang ke arahnya. Tetapi sama sekali tidak terdengar jawaban. “Jawab pertanyaanku Junhyung !”

Junhyung berdecak. “Aku tidak punya banyak waktu.”

“Junhyung ! Kenapa kau seperti menghindariku? Aku ini yeojachingumu !” Air mataku mulai menetes.

“Dasar anak cengeng !”

“Jika kau membenciku .. mengapa kau memintaku agar menjadi yeojachingumu? Kau ingin memperalatku? Kenapa kau tidak pernah punya waktu untukku? Kau ini namjachinguku kan? Orang-orang tidak percaya bahwa kita berpacaran karena sifatmu yang dingin itu !” Aku memaksakan senyuman. “Mungkin sekarang mereka berfikir bahwa Hyeshilah yang menjadi yeojachingumu.”

Junhyung yang sedari tadi tidak mau menatapku, kini menatapku dengan tatapan sinis. “Kau sudah selesai? kalau begitu aku pergi.”

Ia melangkahkan kaki pergi dengan santai. Namun ku cegah dengan memegang sebelah tangannya. Langkah kakinya berhenti, namun ia belum membalikan badannya. Kami berdiam seperti itu, tidak ada gerakan sama sekali. Isak tangisku mulai membesar. Aku tak dapat menahan semua ini. Junhyung sangat berbeda dengan yang dulu. Junhyung yang belum menjadi namjachinguku.

Aku memeluk badannya dari belakang. “Kemana Junhyung yang dulu? Kau tidak bersikap seperti ini terhadapku sewaktu kau belum menjadi namjachinguku. Kau selalu tersenyum padaku. Bahkan selalu membantuku dikala ada kesulitan. Tapi .. tapi apa yang kudapatkan setelah kau menjadi namja chinguku? Kau menjadi menghindariku Junhyung. Bahkan kau sudah memiliki yeojachingu yanglain ..”

Junhyung memegang tanganku yang melingkar dipinggangnya. “Pergi dan bencilah aku !”

Aku menggelengkan kepala. “Ani .. aku tidak bisa membencimu. Aku sangat mencintaimu Junhyung. Jeongmal saranghae ..” Tangisku semakin menggebu-gebu.

“Mianhaeyo .. aku tidak mencintaimu.” Katanya datar tanpa sedikitpun rasa kasih sayang. Ia melepaskan pelukanku dan membalikkan badanku. “Aku membencimu Helena. Aku benar-benar membencimu. Lupakan aku, dan kau patut membenciku.”

Ia membalikan badan, dan meninggalkanku sendirian di taman. Aku tidak bisa mengejarnya. Aku tak sanggup menerima semua kenyataan ini. Semakin lama punggungnya semakin menjauh. Aku hanya terduduk lemas diatas rumput-rumput hijau. Air mataku membasahi seragamku. Seharusnya aku menyadarinya dari dulu. Junhyung memang tidak mencintaiku, bahkan ia membenciku. Ternyata ini adalah jawaban dari sikapnya selama ini. Junhyung, aku benar-benar tidak dapat membencimu.

 ==TBC==

Nah gimana ? Aneh ya ? Udah berapa kresek yang dipake buat muntah?
 Heu mian ya yang belum kesebutin disini . Nanti berperan ko di part berikutnya . 

Minta RCL nya ya (Read Coment and Like)

#Annyeongg… ini ff nya nae chingu,, aku cuma sekedar ngeshare doangg.. hehehe =D jadi dimohon komennya yahhh… gomawo =D#

NO SILENT READERS !!


Yoon Jun Hyung


Onew . Lee Jinki


2 komentar:

My Blog mengatakan...

seruu~
ditunggu kelanjutannya yahh :D

Unknown mengatakan...

iyaa... ada kelanjutannya ko,, makasih udah mau baca :D

 

ANNYEONG HASEYO.... Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea