Minggu, 27 Mei 2012

FF - Me And Love Story Part 1

Diposting oleh Unknown di 19.28

Annyeong readers ^^. Aku muncul membawa ff karyaku yang aneh :),
Akhirnya aku temukan judul yang tepat untuk ni ff, setelah debat sana sini, minta bantuan sana sini dan akhirnya..
Jreng jreng..
ME AND LOVE STORY, judul yang tepat :)
#nahloh, yg it’s dream gimana nasib author?. Tenang-tenang, yang nunggu it’s dream bentar lagi aku post ko, untuk mengisi kekosongan aku kasih dulu ni ff aneh. Yang mau RCL ya silahkan, yang nggk mau RCL ya jangan menghina! :)
Ini cerita murni dari otak aku, dan kalau ada yang ngaku-ngaku cerita ini mirip yang anda punya, mungkin ada beberapa kejadian yang sama. Dan cerita ini bukan copas.

Cast :

  • Shim Gi Hyun
  • Minho of SHINee
  • JongHyun of SHINee
  • Cho Tae Gyeong
  • Lee taemin of SHINee

Other cast:

  • Tuan Kim
  • Tuan Shim
  • Nyonya Shim

Genre: macem-macem

Author: Ridzkia anggia

~~~

“dasar orang idiot” ucap salah satu dari gerombolan anak perempuan yang berpakaian berlebihan yang biasa ku sebut dengan onde

“ia, dia memeng idiot” timbal temannya

“ya! Apa yang kalian katakan? Sana jangan ganggu kami” usir Tae Gyeong, seraya mengusir anak kucing

“aku akan malu jika punya teman seperti dia, ayo pergi teman-teman” ucap onde itu, dan akhirnya merekapun meninggalkan meja kami, setelah mendapatkan perlakuan kasar dari Tae Gyeong.


“ya! Apa kau tidak risih dengan perkataan mereka?” tanya Tae Gyeong, mengaburkan pendengaranku. “kau, serius sekali mendengrkan detik jam itu!”

“hmm.., apa katamu tadi?”

“kau tak risih dengan perkataan anak-anak ganjen tadi?”

“untuk apa? Emang mereka ngomong apa? Aku nggk denger. Hehe..” kataku sambil menyengir dan menggaruk kepalaku yang tidak terasa gatal

“ah sudahlah, ayo kita ke kelas. Sebentar lagikan masuk” ajak Tae Gyeong sambil melihat jam yang di kenakannya.

*****

apa aku seperti orang idiot? Apa aku aneh? Aku tidak normal? Orang-orang selalu bilang bahwa aku itu idiot, aneh, dan tidak normal. Apa aku salah, jika aku lebih menyukai mendengarkan suara detik jam yang lembut, di bandingkan suara-suara aneh atau orang-orang sebut dengan musik atau lagu. Jujur saja, aku tidak suka dengan suara-suara seperti itu. Lagu itu sangat aneh, konyol, dan bahasanya terlalu mengada-ada. Aku lebih suka suara detikan jam tanganku, suaranya lembut, tidak aneh, dan tidak berbahasa yang mengada-ada.

*****
-@ school-

‘Suara siapa itu?’ batinku bertanya

“oh itu, itu suara JongHyun oppa, sunbae kita. Memang kenapa Gi Hyun?”

”he?!” apa suara batinku terdengar oleh Tae Gyeong? “ti.. tidak..” timbalku dan menggelengkan kepalaku sekuat tenaga

“ah, kau suka padanyakan? Baiklah nanti akan ku kenalkannya padamu, kau seharusnya berterima kasih pada sahabatmu ini yang super baik” celetos Tae Gyeong

“ya! Siapa yang bilang aku suka sama orang seperti dia? Kau taukan kalau aku tidak suka dengan suara seperti itu! Apakau lupa?” elakku tegas

“mukamu memerah Gi Hyun! Sudah, sudah. Kau hanya tinggal menunggu. Pasti kau akan selalu bersamanya” celetos Tae Gyeong di telingaku, dan berlari kecil meninggalkanku.

“tidak.. tidak akan pernah” aku memukul-mukul pipiku untuk menyadarkan dari pikiran-pikiran yang tidak-tidak sambil berjalan agak menunduk dan cepat menyusul Tae Gyeong yang sudah jauh.

‘brug’

“aishh.. apheo..” ringisku sambil memegangi kakiku yang sepertinya terkilir ringan

“mianhae, gwenchanayo?!” kata namja itu lalu mendongak ke arah ku

“ah ne~” akupun menunduk melihat kakiku yang terasa sakit, di ikuti dengan pandangan namja itu.

“kenapa dengan kaKimu? Apa terkilir?” tanya namja itu

“molla, ah sudahlah aku masih bisa berjalan ini! Kau tenang saja, aku baik-baik saja” akupun mencoba berdiri, dan mulai menyusuri koridor. Meskipun aku berjalan agak sedikit pincang

“tunggu! Aku akan membantumu untuk berjalan, berikan tanganmu!” pinta namja itu, entah kenapa aku tidak bisa mengelak permintaannya, rasanya seperti di hipnotis.

Dan kami pun menyusuri koridor yang sangat panjang. Ternyata masih ada orang sebaik dia di sekolah ini. Ku kira semua orang di sekolah ini sama saja, orang-orang yang sering membuliku baik yeoja maupun namja sama saja. Tapi sepertinya aku belum pernah melihatnya di area sekolah ini, apa hanya aku saja yang tidak pernah melihatnya?!. Siapa nama namja ini? Kelas berapa dia? Apa dia setulus ini? Atau hanya membantu sekarang, setelah selesai membantuku dia lalu membuliku sama seperti yang lain? Beribu-ribu pertanyaan menghampiri otakku yang kosong dan menatap kosong kearah koridor, lalu buyar seketika namja itu bertanya.

“di mana kelasmu?”

“ah, ak... aku kelas 10-A” kataku sambil menunjukkan tanganku ke arah kelas yang sangat gaduh.

“oh, sebentar lagi sampai, bertahanlah!”

“ya! Apa yang terjadi? Pasti kau yang mencelakainyakan?” teriak Tae Gyeong yang keluar dari kelas begitu melihatku, lalu memukuli namja yang membantuku

“Tae Gyeong hentikan! Ini bukan salahnya, ini salahku seharusnya saat berjalan aku tidak menunduk, lalu kakiku mengenai ujung sepatunya, saat itu dia sedang berlari” kataku menjelaskan

“ini salahnya, kenapa berlari saat berada di koridor sekolah yang tidak luas dan banyak orang ini!” ucap ketus Tae Gyeong

“maaf, ini salahku aku yang menabraknya, dan membuat dia terkilir. Sekali lagi maafkan kecerobohanku. Maaf aku harus pergi, karena ada sesuatu yang penting. Sekali lagi maafkan aku” sesal namja itu, lalu pergi meninggalkan kami

“aigoo.. dasar namja kurang ajar, tidak tau malu! Orang yang sedang terkilir di tinggal pergi begitu saja. Lihat saja jika aku bertemu denganmu lagi” gerang Tae Gyeong

“sudahlah, lagi pula aku baik-baik saja” ucapku menenangkan Tae Gyeong

“MWO? kau bilang tidak apa-apa? KaKimu itu terkilir Gi Hyun!”

“sungguh ini hanya sakit biasa, nanti juga sembuh”

“terserah”

bel masukpun berbunyi nyaring, sepertinya Tae Gyeong marah denganku gara-gara kejadian tadi, padahalkan aku yang terluka kenapa jadi dia yang sewot?. --“ Dasar anak itu selalu begitu.

-pulang sekolah-

“Tae Gyeong-a, kau marah ya? Oh ya aku ingin tanya, apakau menegenal namja tadi? Di mana kelasnya? Aku ingin berterima kasih padanya” tanyaku

“MWO? Kau ingin berterimakasih padanya? Pada namja yang telah mencelakaimu tadi? Kau gila! Kau ini, kaKimu ini terkilir Gi Hyun!” bentak Tae Gyeong lalu berjalan lebih cepat

“tapi dia sudah membantuku ke kelas tadi, beri tahu aku tolong,,” bujukku, dengan jalan yang terpungkur-pungkur

“baiklah, dia Choi Minho, kalu nggk salah dia itu kelas 10-D, beda koridor dengan kita” jawab Tae Gyeong pasrah

“O, gomawo. Bantu aku berjalan.. hehe..” aku menyengir

*****

-@ school-

suara orang bernyanyi itu terdengar lagi, suaranya lembut, indah dan enak di dengar. Suaranya berbeda dengan suara-suara orang lain. Suaranya membuat hatiku tenang, apa ini suara sunbae itu?.

‘hei apa yang kau pikirkan? Suara yang tadi kau dengar itu sangat konyol! Kenapa kau serius untuk mendengarnya? Aisshh.. sadarlah Gi Hyun.’ Batinku menolak. Sekitar 5 menitkemudian aku tersadar dalam fikiran anehku

“ya! Kau sedang mendengar suara emasnya bang JongHyun ya?” canda Tae Gyeong menyadarkanku dari lamunan

“ti.. tidak, aku sedang mendengarkan laguku” tolakku tergagap, lalu menunjukkan sebelah lenganku yang memakai jam.

“jangan munafik, aku tau kau sedang mendengar suara emasnya itu, ayo ikut aku sebentar. Aku ingin menunjukkanmu sesuatu” Tae Gyeong menarikku keluar kelas, tanpa memperdulikan kakiku yang berteriak kesakitan

“Tae Gyeong-a, pelan-pelan saja, kau tidak ingat kakiku yang dibebat ini?” pintaku dengan suara memelas

“aku tidak peduli, karena kemarin kau bilang kaKimu itu baik-baik saja!”
aku hanya terdiam saat Tae Gyeong menarik paksa tanganku, sebenarnya ini salah satu menahan rasa sakit yang ku rasakan. Ternyata Tae Gyeong membawaku ke taman belakang sekolah

“ngapain kita kesini?” tanyaku penasaran

“OPPA!!!” teriak Tae Gyeong sambil melambaikan sebelah tangnnya yang tidak mencengkram tanganku.

‘APA??! ITU.. ITUKAN JONGHYUN!!!’ suara batinku. Aku ternganga parah.

“oppa ini fans beratmu, SHIM GI HYUN, dia teman sekelasku. Dia sangat menukai suaramu oppa” dengan menekankan suara pada namaku

“annyeong, Kim JongHyun imnida! kau boleh panggil aku oppa atau sunbae” ucap JongHyun ramah

‘sungguh aku tidak akan memaafkan mu Tae Gyeong, lihat apa yang akan terjadi setelah ini. Aku jamin kau tidak akan selamat!’ umpatku dalam batin yang langsung mencengkram kuat tangan Tae Gyeong yang sedang tersenyum evil.

“ah ne~, Shim Gi Hyun imnida. Sunbae boleh panggil aku Gi Hyun” aku terpaksa menyinggungkan sedikit senyum dan menunduk, untuk menghormatinya.

“oh ya oppa, aku sedang sibuk, jadi bisa kau temani temanku yang satu inikan? Dia sedang sakit jadi butuh teman, dikelas dia hanya dekat denganku” pinta Tae Gyeong. Lagi-lagi aku ternganga parah.
‘sungguh bocah ini tidak akan selamat dari maut’ batinku berbicara

“baik, lagi pula juga oppa sedang tidak sibuk, tapi apa temanmu ini..” perkataanya aku potong dengan cepat

“tidak usah oppa, aku baik-baik saja, lebih baik aku tinggal di kelas saja” tolakku

“benar yang dikatakannya, lebih baik dia istirahat di kelas saja.” Dukung JongHyun

“tapi tadi dia bilang dia butuh teman, makannya aku minta tolong pada oppa. Kau ini bohong padaku ya Gi Hyun, kau jahat sekali.” ucap Tae Gyeong

“baiklah aku akan menuruti perkataanmu Tae Gyeong” kataku pasrah

“baiklah, oppa aku tinggal dulu ya! Sampai jumpa” kata Tae Gyeong, lalu meninggalkanku dengan blinging ini berdua.

*****

hari ini, aku memutuskan untuk pergi sendiri ke toko buku. Dengan kakiku yang sudah membaik tentunya. Aku ingin tenang dari gangguan Tae Gyeong. Tae Gyeong selalu menanyakan kejadian selama dia meninggalkan aku 3 hari yang lalu di taman belakang sekolah denagan JongHyun sunbae. Tapi aku tidak pernah menjawabnya. Untung saja waktu itu hari jum’at hari terakhir sekolah, lalu jarak rumah ku dengan Tae Gyeong jauh, dan sekarang sedang libur musim panas. Sepertinya dewi fortuna sedang bersamaku.

Aku memutuskan membeli salah satu novel yang sedang buming di kalangan anak muda. Saat aku sedang mengambil novel itu aku merasakan punggungku di tepuk oleh seseorang, sontak aku kaget dan reflek aku menoleh kearah belakangku, aku mendapati sesosok namja yang aku kenal. Ternyata itu JongHyun sunbae.

“taernyata kau juga suka datang ke toko buku?” tanya JongHyun ketika aku melihatnya, dan menundukkan kepalaku sidit untuk menghormatinya

“hmm.. sunbae juga sering datang ke sini?”

“tidak juga, aku kebetulan lewat dan melihatmu di sini jadi aku memutuskan untuk menyapamu. Ternyata kau juga mengitu trend sekarang?” tanyanya sambil melihat ke arah buku novel yang kepegang

“tentu, akukan tidak kuper. Memang kenapa? Ah, Sunbae aku ingin membayar ini, jadi aku duluan ya!” aku memberikan hormat yang terakri, dan pergi ke arah kasir dengan mulut mencibir. Sedangkan JongHyun hanya terpaku melihatku pergi.

“trimakasih, silahkan datang kembali ^^” kata penjaga toko. Setelah itu aku keluar toko, dan langkahku terhenti seketika saat JongHyun berdiri di depanku.

“ternyata kau mudah tersinggung ya! maafkan aku, akukan hanya bercanda. Aku juga sedang membaca novel itu kok.” Sesal JongHyun

“tidak, aku hanya seda...” kata-kata ku terpotong seketika

“bagaimana jika sekarang aku mentraktirmu makan sebagai permintaan maaf? Ayo ikut aku”

tiba-tiba JongHyun menarik paksa tanganku dengan kencang, aku jalan terseok-seok. Lalu JongHyun mengajakku kesebuah restoran di sebrang toko buku yang aku singgahi tadi.

“katanya kau lebih suka dengan mendengar suara detik jam dari pada musik?” tanya janghyun memecah keheningan

“ne~ memang aneh ya kedengarannya?” jawabku

“tidak, aku juga suka mendengarkan suara detik jam, suaranya lembut, dan tidak pernah membosankan”

“hmm.. makannya aku lebih suka mendengarkan detik jam dari pada mendengarkan suara-suara tidak jelas.”



Sejak hari itu, aku lebih dekat dengan JongHyun sunbae. Dan aku juga sedikit lebih menyukai musik dibandingkan dulu. Aku akuai, aku selalu terhipnotis dengan golden voicenya. Dan sekarang aku lebih akrab dengan JongHyun sunbae. Aku sering berpergian berdua bersamanya. Dan Tae Gyeong pun terheran mendengar ceritaku, tapi aku menjelaskan semuanya. Dan sekarang aku merasakan sesuatu, hal yang tidak biasa. Apa ini yang dinamakan…

*****

aku menduduki kursi di ruang tengah rumahku, aku memutuskan untuk mengobrol dengan eomma ku yang kelihatannya sedang santai.

“eomma, aku ingin cerita sesuatu pada eomma. Apa eomma sibuk sedang sibuk?” tanyaku pada eomma

“tidak, ayo cerita saja. Eomma juga ingin dengar cerita dari anak eomma yang cantik ini.”

“begini eomma, eomma taukan aku itu lebih suka dengan suara detik jam dari pada musik!”

“tentu, memang kenapa? Apa kau akan berubah pikiran?”

“entahlah, akhir-akhir ini aku mulai suka mendengarkan musik yang dulu aku bilang konyol itu”

“siapa orang yang bisa membuat anak eomma berubah pikiran dengan cepat? Pasti seorang namja ya?”

”bisa dibilang begitu”

“ayo kenalkan pada eomma namja yang bisa membuat anak eomma ini berubah drastis”

“dia tidak merubahku! untuk apa, itu tidak penting, ah sudahlah, aku ingin tidur besokkan sudah mulai sekolah lagi” aku pergi meninggalkan eomma yang masih penasaran dengan namja yangku bilang tadi.

Aku membaringkan badanku di kasur. Lamunanku tersadar seketika, tiba-tiba otakku mengeluarkan data tentang Choi Minho. Orang yang menabrak sekaligus menolongku itu, aku ingin mengucapkan terimakasih, tapi aku tidak tau bagaimana caranya. Aku harus mengucapkannya bagaimanapun caranya.

-@ school-

“Gi Hyun-a” teriak seorang namja. Sontak aku mencari sosok itu. Ternyata itu sunbae.

“annyeong..” sapaku dengan menundukkan sedikit kepala

“Gi Hyun-a, apa kau ada acara pulang sekolah?”

“hmm.. sepertinya tidak, memang kenapa sunbae?”

”bisakah kau memanggilku dengan sebutan oppa saja? Supaya lebil enak”

“oppa? tentu”

“kau tidak punya acarakan pulang sekolah? Mau mengantarkan aku ke toko buku dulu?”

“tentu, tapi ada syaratnya. Nyanyikan dulu lagu please don’t go untukku”

“baik, aku tunggu kau pada jam istirahat di taman belakang”

“hmm.. sampai jumpa oppa” kami berpisah, karna JongHyun kakak kelas, jadi kelasnya di atas kelasku.

#taman belakang

“ayo oppa nyanyikan sekarang”

“baik, ekhem.. ”. JongHyun mulai mengelurkan suaranya ang membuatku terpaku. Sungguh ini suara terindah yang kudengar. Aku memejamkan mataku, untuk lebih merasakan indah suaranya.

‘andwaeyo andwaeyo geureoke gajimayo

jebal han beonman han beonman nal dasi anajwoyo
dasi nungama neol boreo gamyeon geu jarie meomchun nareul anajwoyo’ 

“Gi Hyun-a, Gi Hyun-a, ireona” suara JongHyun terdengar sedikit nyaring di telingaku

“hmm.. ada apa oppa?”

“kau tertidur ya? Aku sudah khawatir tadi, kukira kau pingsan. Orang-orang sudah melihatku dengan wajah sinis”

“ah, apa iya?” aku memeganggi wajahku, ternyata benar aku tertidur. Mataku sedikit berat

“iya kau sudah tertidur sekitar 5 menit,setelah aku menyanyikan lagu untukmu”

“benarkah? Maafkan aku jika aku membuat oppa begitu khawatir, sebaiknya aku kemali ke kelas. Sampai jumpa oppa” aku meninggalkan JongHyun sendiri di taman.

~~~~
aku menghempaskan tubuhku yang lelah ini ke kasur yang sangat nyaman bagiku. Aku masih memikirkan perkataan JongHyun tadi. Aku tidak pernah memikirkan masalah seperti ini. Apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus membicarakannya pada Tae Gyeong? Apa dia bisa membantuku? Tidak. Dia bukannya membantuku tapi dia pasti meledekku. Kata-kata itu selalu terngiang dalam kepalaku.

~flash back~

“Gi Hyun-a..”

“hmm.. waeyo oppa?” aku mendongak ke arah JongHyun, saat mataku dengan matanya saling menatap rasanya pandangannya bukan pandangan biasa. Setelah itu suasana menjadi hening, dan aku kembali menatap minumanku.

“maukah kau menjadi bagian dalam hidupku?” memecahkan keheningan antara kami.

Sontak aku mendongak kasar seakan tidak peduli leherku akan seperti apa nanntinya. “ahaha.. apa yang oppa katakan? Oppa pintar sekali bercanda, ahaha..” kataku dengan tawa garingku. Dan tiba-tiba tawaku terhenti saat JongHyun melanjutkan perkataanya

“ini tidak bercanda Gi Hyun, aku serius. Apa aku kelihatan sedang bercanda?” dan saat itu juga tangan JongHyun menggenggam erat tanganku.

“he?! Pasti oppa bercanda, ahaha.. actingmu bagus sekali oppa. Ahaha..” tawa garingku kukeluarkan lagi, dan mulai melepaskan tanganku dari genggamannya.

~flash back end~

kata-kata itu selalu terngiang dalam benakku. Membuatku salah tingkah sendiri. Apa aku sedang merasakan indahnya jatuh cinta? Yang jelas aku belum menjawabnya.

*****

-@school-

aku berjalan menuju gerbang sekolah, saat aku baru saja memasuki halaman depan sekolah, aku mengenali sosok namja yang lumayan jauh jaraknya denganku. Aku putuskan untuk memanggilnya.

“ya! Choi Minho..” ku keluarkan suara toaku. Saat itu juga dia menoleh ke arahku. Dan akupun berlari menghampirinya, dia sepertinya sangat binggung. Sampai-sampai ia harus mgerutkan keningnya.

“kau.. kau yang waktu itu kutabrak ya?” tanyanya

“hmm..” aku menganggukkan kepaluku mantap “terimakasihya waktu itu mau membantukku berjalan sampai kelas”

“kau tidak benci padaku? Akukan sudah membuat kaKimu terkilir”

“tidak lagi pula kakiku sudah baik seprti semula. Oh ya kenalkan aku Gi Hyun dari kelas 10-A” aku mengulurkan tanganku

“aku Choi Minho imnida dari kelas 10-D” diapun mengulurkan tangnnya lalu berjabat tangan denganku.

“kalian?” tanya Tae Gyeong megagetkan kami

“heh..” sontak aku melepaskan tanganku yang sedang berjabat dengan namja yang bernama Choi Minho itu

“kalian.. kalimbb..” aku lansung membekap mulut Tae Gyeong,

“aku duluan ya..” aku menundukkan kepalaku, dengan sibuk sambil membekap mulut Tae Gyeong. Saat di jalan aku mulai melepaskan tanganku

“KAU MAU MEMBUNUHKU? SEKALIAN SAJA KAU CEKIK AKU!” teriak Tae Gyeong pas ke depan wajahku

“maafkan aku”

“tunggu, kau dengan dia apa ada sesuatu?” tanya Tae Gyeong curiga

“ti.. tidak.. tidak ada apa-apa ko. sungguh” kataku meyakinkan

“tapi kenapa wajahmu memerah?” ledek Tae Gyeong dengan sedikit senyumnya

tiba-tiba aku berhenti berjalan lalu memeganggi wajahku sendiri “tidak! wajahku tidak merah”. Akupun mulai berjalan lebih cepat dari Tae Gyeong. Tetapi

‘bug’

“Gi Hyun-a, kau baik-baik saja?” tanya seorang namja dengan suara yang kukenal ini suara JongHyun. Aku membuka mataku perlahan yang tadi aku tutupi sebelum bertabrakan.

“ah, aku tidak apa-apa ko oppa.” Aku langsung berdiri dan membersihkan bajuku.

“kau ini ceroboh sekali Gi Hyun. Oppa maafkan dia ya!” sesal Tae Gyeong

“tentu, apa mau aku bantu ke kelas?” pinta JongHyun

“tidak, tidak usah aku baik-baik saja. Terimakasih, aku harus duluan sampai jumpa” aku berlari sampai agak jauh dari tempat tadi aku bertabrakan. Sepertinya

~~~~~

~taman belakang~

aku menduduki bangku yang terletak di taman belakang sekolah, disusul dengan JongHyun. Sebenarnya aku sudah tau apa maksud JongHyun megajakku kemari, sebenarnya aku sudah mencoba berbagai alasan, tapi Tae Gyeong mendorongku untuk pergi ke taman ini. Apa yang harus aku lakukan? Aku belum siap menjawabnya

“apakau sudah punya jawabannya Gi Hyun?” tanya JongHyun

“jawaban apa oppa? Aku tidak menerti”

“bukannya kau yang bilang akan menjawabnya di hari ini? Aku sudah menunggu jawaban darimu” tiba-tiba JongHyun menggenggam tanganku lalu berlutut di depanku. “aku harap kau akan menjawabnya sekarang”

“oppa, apa yang kau lakukan? Lihat orang-orang melihat kearah kita” bisikku

“ayo jawab aku butuh jawabanmu sekarang” ucap JongHyun tanpa memperdulikan sekitar dan perkataanku.

“baik akan ku jawab tapi oppa berhenti berbuat seperti ini”

“baik” ia mulai duduk kembali di sebelahku tanpa melepaskan tanganku “ayo jawab sekarang”

-Tunggu lanjutannya (TL)-

gimana, ff ku yang satu ini? aneh kah? garing ya?
maaf aku belum bisa jadi author yang handal! Y.Y
yang baca diwajibkan like dan komen :)
#Annyeongg… ini ff nya nae chingu,, aku cuma sekedar ngeshare doangg.. hehehe =D jadi dimohon komennya yahhh… gomawo =D#

NO SILENT READERS !!

0 komentar:

 

ANNYEONG HASEYO.... Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea